Kabar24.com, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menekankan agar seluruh elemen masyarakat mendukung pembangunan citra daerah agar dampak ekonomi dapat dirasakan oleh semua kalangan.
Asisten II Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariyadi saat membacakan sambutan Gubernur Nusa Tenggara Barat mengatakan saat ini NTB telah memiliki prestasi yang diukir antara lain penobatan sebagai lokasi halal tourism dan juga prestasi wajar tanpa pengecualian (WTP) untuk laporan keuangan selama lima tahun berturut-turut.
"Saat ini daya saing NTB ada di posisi 19 dari sebelumnya posisi 26 bersaing dengan 34 provinsi lainnya. Ini mungkin suatu kemajuan yang harus terus kita tingkatkan," ujar Gita saat membacakan sambutan Gubernur NTB dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia NTB dengan tema Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Resiliensi di Mataram, Selasa (20/12/2016).
Lebih lanjut Gita menyampaikan, daya saing NTB dapat ditingkatkan dengan beberapa strategi. Tentunya implementasi strategi tersebut harus dilakukan oleh kerja sama antar semua pihak.
Peningkatan daya saing NTB menurut Gita terlihat dari stabilitas ekonomi makro yang berada pada peringkat 24 pada 2016 dari sebelumnya pada peringkat 27 pada 2014.
"Bahkan menurut rilis Bank Indonesia, NTB menjadi provinsi yang dinilai sukses dalam melakukan diversifikasi ekonomi daerah," ujar Gita.
Difersifikasi ekonomi menurut Gita merupakan langkah yang diambil pemerintah dengan tidak hanya bergantung pada sumber daya alam semata. Namun, sudah mulai beralih untuk mengembangkan sektor lain seperti jasa dan perdagangan.
Selain itu, pembangunan infrastruktur guna menyokong pertumbuhan ekonomi di wilayah NTB masif dilakukan. Salah satunya adalah dengan pengembangan pelabuahan Gilimas yang nantinya akan menjadi salah satu sarana konektivitas NTB yang berhubungan dengan kapal pesiar guna meningkatkan kunjungan wisatawan.
Gita juga menyebut tol laut yang menghubungkan antara Lembar dengan Surabaya diharapkan akan membuat arus logistik di wilayah NTB menjadi semakin lancar sehingga harga komoditas yang berasal dari luar NTB dapat ditekan.
