Bisnis.com, MATARAM - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. cabang Mataram mengaku kesulitan dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk tenaga kerja atau KUR TKI.
Kepala kantor cabang BNI Mataram Akhmad Indra mengatakan hal tersebut lantaran masih sulitnya untuk melakukan koordinasi dengan perusahaan yang membawa TKI ke luar negeri atau PJTKI serta dengan pihak majikan terkait dengan pembayaran KUR tersebut.
"TKI ini kan menjadi tenaga yang susah kita koordinir dengan perusahaan di sana," ujar Akhmad kepada Bisnis.com di Mataram, Jumat (16/12/2016).
Menurut Akhmad, pihaknya berupaya untuk menggandeng PJTKI agar dapat membantu pembiayaan keberangkatan TKI untuk bekerja di luar negeri tersebut. Namun, pihaknya masih perlu memastikan kondisi keuangan PJTKI yang nantinya diharapkan mampu memberikan jaminan untuk tenaga kerja tersebut.
"Biasanya yang sukses-sukses KUR TKI itu ke Korea, ke Hongkong jadi PRT karena pemberi kerjanya kita bisa pegang. Ke Jepang itu paling berhasil KUR TKI, kalau Jepang mereka disiplin," ujar Akhmad.
Tercatat, pada 2015 plafon kredit untuk KUR TKI sebesar Rp1 trilium dengan 5 bank sebagai bank pelaksana penyalur KUR TKI. Dari plafon tersebut hanya 0,4% atau sebesar Rp4 miliar yang bisa disalurkan.
Pada 2016, plafon kredit KUR TKI ditambah menjadi Rp4 triliun dengan 6 bank pelaksana. Nilai penyalurannya pun masih berada pada angka 0,76% atau sebesar Rp23,5 miliar.
Permasalahan yang dirasakan dalam penyaluran KUR TKI antara lain kurangnya sosialisasi program penyaluran, sehingga para calon TKI tersebut lebih memilih untuk meminjam uang kepada rentenir guna membiayai keberangkatan mereka.
Selain itu, ketidaksiapan bank penyalur khususnya dari aspek infrastruktur collecting agency terutama di luar negeri serta masih minimnya pemahaman petugas lapangan.