Kabar24.com, MEDAN--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatra bagian Utara memproyeksi pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada tahun depan di Sumut membaik, bahkan mampu mencapai lebih dari 8%. Perkiraan ini terutama ditopang oleh prediksi pertumbuhan ekonomi Sumut yang meningkat dibandingkan dengan tahun ini.
Direktur Pengawasan Perbankan OJK Sumbagut Mulyanto menjelaskan, perlambatan pertumbuhan ekspansi kredit hingga September 2016 terjadi tak lepas dari dampak perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih.
Berdasarkan data Kajian Ekonomi Regional perbankan Sumut, per September 2016, pertumbuhan kredit secara year on year hanya 7,5%. Realisasi penyalurannya mencapai Rp184 triliun dari Rp155,9 triliun pada September 2015.
“Setahun ini kita memang merasakan dampak dari perekonomian global. Walaupun pertumbuhan ekonomi Sumut masih berada di atas rata-rata nasional, tapi ini belum sustain. Apalagi industri manufaktur pertumbuhannya masih rendah. Di sisi lain perbankan menyisihkan untuk likuiditas. Mereka memang lebih hati-hati,” papar Mulyanto, Rabu (14/12).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pada tahun depan kendati lebih optimistis terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhan, OJK Sumbagut terus meminta perbankan berhati-hati. Apabila perbankan memiliki likuiditas yang cukup, Mulyanto mempersilahkan ekspansi penyaluran kredit baik konsumtif maupun produktif.
“Pada 2017, memang kami perkirakan lebih baik. Apalagi banyak dukungan dari pemerintah pusat, terutama program amnesti pajak. Ini menjadi tambahan stimulus bagi sektor usaha untuk meningkatkan penyerapan kredit,” tambahnya.
Berdasarkan jenis penggunaan, hingga kuartal III/2016, perlambatan pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit modal kerja yang hanya tumbuh 0,5% YoY, Kredit konsumsi merosot 4,3%, sementara kredit investasi meningkat 35,6% YoY.
Berdasarkan sektor, penyaluran terbesar dialami perdagangan, hotel dan restoran Rp52,4 triliun, diikuti pertanian Rp40,5 triliun dan industri pengolahan Rp38,9 triliun.
Penyaluran pada sektor pertanian tumbuh paling tinggi secara YoY yakni 18,8%, disusul konstruksi 9,9%, dan perdagangan, hotel, serta restoran 4,7%.
Adapun, LDR perbankan di Sumut per September 2016 mencapai 93%, NPL net 2,45% dan undisbursed loan Rp13,19 triliun atau tumbuh 19,69% dari September 2015.
Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto menargetkan, pada tahun depan, pertumbuhan kredit perseroan mencapai 9%.
“Kami mengikuti prediksi rata-rata pertumbuhan kredit nasional saja, sekitar 9%. Mulai tahun depan, kami akan fokus pada kredit produktif, terutama proyek-proyek infrastruktur, termasuk di pendidikan dan kesehatan.”
Pimpinan Bank Bukopin Cabang Medan Suko Hadiananto menaksir pertumbuhan kredit pada tahun depan pada kisaran 15%-17% dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Sumut 5,1%-5,3%. Adapun, pada akhir tahun ini pihaknya fokus untuk menyelesaikan NPL.
“Fokus penyaluran akan ke UMKM, melalui KUR dan korporasi. Sektornya kami akan maksimalkan ke perdagangan kreatif, dan perikanan. Khusus untuk perikanan kami mengincar kredit pukat jaring. Ini kami lihat belum optimal di Sumut,” pungkasnya.