Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Mampu Bayar Tagihan, KGeo Electronics Berisiko Pailit

PT KGeo Electronics Indonesia, perusahaan mitra usaha LG Electronics, merasa sudah tidak mampu lagi membayar seluruh tagihan dalam proses restrukturisasi utang dan kemungkinan jatuh pailit.
Pailit/Ilustrasi-repro
Pailit/Ilustrasi-repro

Bisnis.com, JAKARTA - PT KGeo Electronics Indonesia, perusahaan mitra usaha LG Electronics, merasa sudah tidak mampu lagi membayar seluruh tagihan dalam proses restrukturisasi utang dan kemungkinan jatuh pailit.

Pengurus restrukturisasi utang PT KGeo Electronics Indonesia ‎Muhammad Ismak mengatakan pabrik debitur sudah tidak melakukan kegiatan produksi. Ketika dikunjungi oleh tim pengurus, hanya ada komisaris dan beberapa karyawan.

"Kalau melihat kondisi pabrik seperti ini hanya ada dua kemungkinan yakni dibeli oleh investor atau masuk proses kepailitan," kata Ismak, Rabu (14/12/2016).

Dia menambahkan akan menawarkan upaya perdamaian terlebih dahulu kepada debitur. Menurutnya, terdapat beberapa opsi seperti mencari investor baru atau melakukan alih usaha menggunakan sisa modal yang ada.

Akan tetapi, lanjutnya, jika selama proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sementara debitur tidak mengajukan rencana perdamaian maupun perpanjangan waktu, maka bisa diusulkan untuk menempuh proses kepailitan.

Ismak menuturkan tidak akan terburu-buru untuk masuk dalam proses kepailitan karena sebelumnya sudah dijadwalkan beberapa kegiatan dalam proses PKPU. Debitur diminta untuk menjalani proses restrukturisasi utang terlebih dahulu.

Dia menjelaskan tim pengurus membuka pendaftaran tagihan hingga 23 Desember 2016. Para pihak yang merasa mempunyai tagihan kepada debitur harap segera mengajukan klaim tagihan disertai bukti dokumen pelengkap.

Hingga saat ini, pengurus baru menerima tagihan dari karyawan debitur sebanyak 126 orang yang diwakili oleh serikat Pekerja. Adapun, tagihan yang diajukan sebesar Rp9 miliar.

Berdasarkan pengamatan tim pengurus dari laporan keuangan yang telah diberikan, debitur memiliki jumlah tagihan sebesar US$5,4 juta dan Rp34 miliar.

Sejumlah kreditur yang diketahui memiliki tagihan seperti PT Bank Rabobank International Indonesia‎, PT Koexim Mandiri Finance, dan kantor pajak, juga sudah diberikan notifikasi surat.

Ismak akan melakukan pencocokan tagihan atau verifikasi guna memastikan daftar piutang tetap pada 9 Januari 2017. "Kami belum sampai pada inventarisasi aset karena memang debitur masih dalam status PKPU, semoga boedel bisa menutup nilai tagihan."

Secara terpisah, kasa hukum debitur Andi Suharnandi mengakui kliennya sudah berhenti melakukan operasional usaha. Sebelumnya masih ada investor yang berniat mengambil alih perusahaan, sehingga debitur mengajukan permohonan PKPU secara sukarela.

"Setelah permohonan dikabulkan calon investor tersebut justru mengundurkan diri‎, kondisi ini membuat perusahaan semakin sulit," kata Andi.

Pada awal Desember 2016, lanjutnya, calon investor mengajukan permintaan yang sulit diterima oleh debitur dan para kreditur. Investor akan mengambil alih seluruh saham‎ dan hanya membayar 15% dari nilai tagihan para kreditur.

Dia menuturkan sudah tidak ada lagi rencana perdamaian yang bisa diajukan kepada para kreditur. Terlebih, pemilik sudah menginstruksikan komisaris untuk menjual perusahaan sebelum masuk dalam proses PKPU. "Saat ini hanya tersisa aset ‎berupa gedung pabrik dan mesin-mesin produksi," ujar Andi.

KGeo mengajukan permohonan PKPU secara sukarela dengan registrasi No. 135/Pdt.Sus-PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst pada 25 November 2016. Majelis hakim mengabulkan permohonan tersebut sejak 30 November 2016 serta menunjuk‎ Ismak sebagai pengurus dan John T. Hutahuruk selaku hakim pengawas.

Sebelumnya, debitur pernah dimohonkan PKPU oleh beberapa krediturnya sebanyak tiga kali dalam setahun terakhir, tetapi selalu kandas. Adapun, pemohon adalah PT Selim Jaya Indonesia dan PT Capcom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper