Bisnis.com, MAKASSAR - Koordinator Bank Sampah Indo Timur Saharuddin Ridwan menggagas sistem pembayaran listrik masyarakat melalui pendapatan nasabah bank sampah.
"Tabungan mereka nanti bisa diambil. Dan nanti ada layanan sistem pembayaran lewat bank sampah untuk membayar listrik, air dan telepon nasabah," ujarnya di Makassar, Senin (12/12/2016).
Saharuddin Ridwan mengatakan, pembayaran sambungan listrik dan air warga yang menjadi nasabah bank sampah dilakukan untuk memudahkan warga dalam mengurangi beban rumah tangganya.
Selain itu, gagasan ini juga bagian dari bentuk inovasi pelayanan publik yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Makassar dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat tingkat menengah ke bawah.
Di mana gagasan atau ide ini lahir seiring dengan meningkatnya jumlah pendapatan warga yang menjadi nasabah bank sampah maupun semakin banyaknya warga menjadi nasabahnya.
"Reduksi sampah pertahunnya bisa mencapai sekira 1.000 ton. Jumlah itu didapat dari Januari hingga Oktober ini. November dan Desember belum kita hitung," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Makassar Dr Syamsu Rizal menyebut jika program bank sampah tidak hanya bertujuan dalam menyukseskan program MTR atau menciptakan lingkungan yang bersih, namun juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.
"Tidak hanya itu, sampah yang ditukarkan dapat disimpan dalam bentuk tabungan ataupun bisa ditukarkan langsung dengan beras hanya jika memenuhi kriteria," ujarnya.
Bahkan dalam aspek sosial, kata Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar itu, Bank Sampah menjadi salah satu instrumen untuk menyelesaikan masalah sosial di kota ini.
"Yang kemarin nganggur, kini sudah bisa isi waktunya dengan mengumpulkan sampah, bertambah penghasilannya, terjadi interaksi sosial antara nasabah dan kelembagaan di dalamnya," jelasnya.