Bisnis.com, MATARAM - Pada triwulan IV/2016 pertumbuhan ekonomi NTB diperkirakan masih tertahan oleh kinerja ekspor yang menurun. Hal ini terkait dengan perkiraan terbatasnya kuota ekspor konsentrat tembaga dan faktor base effect tingginya pertumbuhan ekonomi NTB triwulan IV/2016.
Sejak diberlakukannya perpanjangan izin ekspor komoditas minerba pada akhir 2014, NTB telah mendapat empat kali termin perpanjangan izin ekspor untuk komoditas konsentrat tembaga. Kuota ekspor terakhir yang diterima sebesar 419.757 ton untuk periode Mei - November 2016, lebih rendah dari kuota termin ekspor sebelumnya.
Kondisi demikian berdampak pada terbatasnya konsentrat tembaga yang diekspor pada triwulan III/2016 yang turun mencapai 22,52% secara year on year dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 40,9% year on year.
Berdasarkan Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) NTB bulan November yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, di luar sektor pertambangan ekonomi NTB triwulan III/2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi non tambang Provinsi NTB triwulan III/2016 menurun menjadi 5,35% year on year," seperti dikutip Bisnis.com dari data KEKR NTB di Mataram, Senin (12/12/2016).
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat pada triwulan III/2016 sebesar 3,47%. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya sebesar 9,67% secara year on year.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi NTB tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III/2016 disumbang oleh sektor pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
Sementara itu, tekanan inflasi di NTB menurun pada triwulan III/2016 menjadi 2,93%. Penurunan laju inflasi ini didorong oleh menurunnya konsumsi masyarakat NTB paska bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri lalu. Selain itu, koreksi tarif angkutan udara yang cukup signifikan setelah selesainya berbagai event MICE dan libur panjang Idul Fitri berdampak signifikan terhadap penurunan laju inflasi administrated price di triwulan III/2016.