Bisnis.com, JAKARTA– Guna mencapai target investasi Rp670 triliun pada 2017 dan Rp840 triliun pada 2018, Presiden Joko WIdodo menginginkan sejumlah rencana investasi berkapitalisasi besar segera terealisasi, utamanya di pos Kementerian ESDM.
Kepala Negara menginginkan investasi bernilai besar di bidang minyak dan gas bumi (migas) serta listrik untuk didorong secepatnya. Di bidang listrik, Jokowi mengatakan agar jangan hanya memperbanyak Power Purchase Agreement (PPA), namun juga sampai menuntaskan proyeknya.
“Target kita kan bukan PPA nya, tapi realisasi. Lalu ada arus uang masuk, kemudian realisasi di lapangan ada, kemudian tenaga kerja juga berjalan,” kata Kepala Negara dalam Sidang Kabinet Paripurna, Rabu (7/12/2016).
Seperti diketahui, di sektor migas terdapat tiga proyek dengan nilai puluhan miliar dolar AS yang masih tertahan realisasinya saat ini, yakni Blok Masela, Blok East Natuna dan Megaproyek Indonesia Deepwater Development (IDD).
Sementara itu, pada Ratas awal November, Presiden menyebutkan realisasi proyek pembangkit COD program 35.000 MW masih terbilang rendah, baru mencapai 36% dari target kumulatif sampai dengan tahun 2016.
Sedangkan, realisasi pembangkit COD program FTP 1, FTP 2 dan reguler baru yang merupakan bagian program 7.000 MW mencapai 83% dari target kumulatif sampai dengan tahun 2016 atau 53% dari target keseluruhan.
Jokowi mengatakan dengan bergantung pada masifnya investasi, pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun berikutnya diyakini bisa melampaui target tahun ini 5,1%.
Selain ESDM, Jokowi memerintahkan seluruh kementerian untuk aktif dalam merealisasikan proyek, misalnya di Kementerian Pariwisata, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perindustrian.
“Semuanya, lalu investasi di bidang infrastruktur jalan tol, pelabuhan, airport, semuanya saya kira betul semua menteri harus memperhatikan ini agar segera ada realisasi yg konkret,” jelasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan saat ini pihaknya tengah memproses penyederhanaan PPA, sehingga prosesnya nanti akan lebih cepat untuk mendorong realisasi.
“Sebulan ini lagi mau bikin proses penyerdehaan PPA supaya prosesnya itu lebih cepat. Proses pengadaan proyek di PLN nya,” ujarnya.
Terkait proyek IDD yang bernilai besar di sektor migas, Jonan mengatakan akan kembali mendiskusikan dengan Chevron.
“Nanti coba saya tanya lagi dengan Chevron masalahnya apa,” ujarnya