Kabar24.com,JAKARTA - Penggunaan kartu kredit hampir menjadi bagian tak terpisahkann dari gaya hidup masyarakat, khususnya di perkotaan.
Berbagai kemudahan yang ditawarkan seperti cicilan dengan bunga minim hingga 0%, serta berbagai potongan harga dan fasilitas lain menjadi daya tarik kartu ini.
Untuk mendapatkan kartu ini susah-susah gampang. Tak semua calon nasabah yang mengajukan langsung pembuatan kartu kredit ke bank bisa dengan mudah mendapatkannya.
Seperti saya sendiri. Beberapa waktu lalu saya sempat mengajukan pembuatan kartu kredit ke salah satu bank BUMN. Namun, entah karena alasan apa permintaan saya pun akhirnya ditolak.
Namun, belakangan ini ada jalan pintas, yakni melalui jasa marketing kartu kredit, khususnya marketing yang tidak hanya menawarkan kartu kredit dari satu bank tertentu, tetapi beberapa bank sekaligus.
Seperti dialami Febri. Beberapa waktu lalu, dia mengajukan pembuatan kartu kredit dari beberapa bank sekaligus.Marketing kartu kredit mendatangi kantornya yang terletak di daerah Jakarta Pusat dan menawarkan jasa pembuatan kartu kredit.
"Satu orang untuk enam kartu kredit berbeda bank," katanya kepada Bisnis.com, Senin (28/11/2016).
Tak beberapa lama, setelah melalui proses verifikasi, dia pun menerima sejumlah kartu kredit dengan limit transaksi bervariasi. Bukan hanya dari satu bank, tetapi dari beberapa bank sekaligus.
Meskipun terlihat menggiurkan dan terkesan lebih mudah, mengajukan kartu kredit lewat marketing seperti ini ternyata cukup rawan, khususnya untuk hal keamanan data.
Seperti dituturkan Kepala Unit IV Subdirektorat Resmob Inspektur Satu Verdika Bagus Prasetya. Baru-baru ini, pihaknya mengamankan dua orang tersangka kasus pemalsuan data nasabah bank yakni EP dan AA.
"Dia (EP) memanfaatkan setumpuk data orang yang membuat kartu kredit yang pembuatannya di mal-mal dan tempat lain, bukan di kantor cabang bank," sebutnya.
Data-data nasabah didapatkan oleh EP dari AA, marketing kartu kredit yang beroperasi di sejumlah mal. AA disebut menawarkan kartu kredit dari berbagai bank. Bekerja sebagai marketing kartu kredit membuat AA gampang mendapatkan data-data lengkap calon nasabah, sehingga mempermudah aksi pemalsuan data oleh EP.
Data-data lengkap yang dia dapat dari AA pun dia gunakan untuk memalsukan KTP nasabah. Dia pun memanfaatkan hal ini untuk bisa menipu bank dan mendapatkan kartu kredit untuk bisa dia gunakan.
Selain EP dan AA, saat ini pihak kepolisian juga sedang memburu tiga orang lainnya yang merupakan anggota komplotan ini.