Bisnis.com, MATARAM -- Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul di wilayah Nusa Tenggara Barat masih terkendala lantaran terbatasnya anggaran dari pemerintah.
Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Daerah Andi Pramaria mengatakan program reboisasi yang selama ini dilakukan masih bergantung pada dana yang dianggarkan pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK).
"Reboisasi tertinggi terjadi pada tahun 2012, dengan jumlah penanaman sebanyak 6.279 hektar lahan dan terendah pada tahun 2009 dengan hanya 290 hektar lahan," ujar Andi kepada media di Mataram, baru-baru ini.
Andi menjelaskan sepanjang 2009 hingga 2012, terjadi peningkatan jumlah lahan hutan yang direboisasi. Setelah 290 hektar pada 2009, jumlah bertambah menjadi 2.471 hektar pada tahun 2010. Luasan reboisasi terus bertambah pada 2011 menjadi 3.628 hektar dan menjadi 6.279 hektar pada 2012.
Namun, angka tersebut menurun cukup banyak pada 2013 menjadi hanya 1.823 hektar. Menurut Andi, hal tersebut lantaran selama periode 2009-2012 ada DAK yang dipergunakan untuk program reboisasi hutan di NTB.
"Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Tengah merupakan kabupaten yang cukup perhatian terhadap kegiatan reboisasi," ujar Andi.
Lebih lanjut, Andi mengatakan program reboisasi pada 2014 dan 2015 masih belum sesuai target lantaran minimnya koordinasi antar kabupaten dan pihak terkait.