Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awak Media Diminta Lebih Kritisi Perubahan Iklim

Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) bersama Kedubes Norwegia menggelar Lokakarya Wartawan tentang Perubahan Iklim.
Ilustrasi perubahan iklim/Istimewa
Ilustrasi perubahan iklim/Istimewa

Bisnis.com, MATARAM - Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) bersama Kedubes Norwegia menggelar Lokakarya Wartawan tentang Perubahan Iklim.

Pengajar LPDS Warief Djajanto Basorie berharap para awak media yang menjadi garda depan dalam menyampaikan informasi mampu mengambil manfaat dalam kegiatan yang digelar selama dua hari yaitu Kamis dan Jumat (24 dan 25 November 2016).

"Kami berharap, tidak hanya sekadar 3D, datang, duduk, dan dengar, tapi juga ada dampak yang positif usai lokakarya ini," ujar Warief di Mataram, Kamis (24/11/2016).

Dalam kesempatan yang sama, Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Daerah Andi Pramaria mengatakan perubahan iklim merupakan persoalan yang seharusnya menjadi prioritas seluruh pemangku kebijakan.

"Ada kesepakatan dan kesadaran dunia internasional untuk menurunkan gas emisi," ujar Andi yang juga mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB itu.

Lebih lanjut, Andi mengatakan semasa menjabat sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan komitmen Indonesia pada dunia internasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan kemampuan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada 2020.

Dia menerangkan, gas emisi di NTB per tahunnya mencapai 1.489.255 ton. Sedangkan, lahan kritis di NTB sendiri mencapai 52 persen dari total 1,071 juta hektar kawasan hutan.

Pendiri Pondok Pesantren Putri Nurul Haramain, Lombok, Tuan Guru Haji Hasanain Juaini mengaku terus mengencarkan kampanye tanam pohon untuk mengantisipasi dampak dari perubahan iklim.

Di tempatnya mengajar, Hasanain menekankan kepada santri-santrinya untuk lebih dekat dengan alam dengan melakukan penanaman pohon dari satu lokasi ke lokasi lain.

"Pemangku kebijakan yang tidak mengerti lingkungan akan membawa kesengsaraan bagi masyarakat," terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper