Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kubu Republik Ingin Segera Hapus Obamacare

Kubu Republik di parlemen Amerika Serikat tak sabar untuk segera mengenyahkan kebijakan perlindungan sosial yang dikenal sebagai Obamacare.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, WASHINGTON - Kubu Republik di parlemen Amerika Serikat tak sabar untuk segera mengenyahkan kebijakan perlindungan sosial yang dikenal sebagai Obamacare.

Anggota Kongres dari Partai Republik berupaya lebih cepat untuk merombak program "Obamacare" setelah terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat.

Upaya itu termasuk segera menetapkan menteri kesehatan baru yang bisa menyusun aturan sambil menantikan sejumlah anggota parlemen untuk meloloskan pembatalan aturan subsidi yang ditetapkan pemerintahan sebelumnya.

Kemenangan Trump pada Selasa (Rabu WIB) lalu menandakan bahwa Partai Republik akan mengontrol Gedung Putih, Senat, dan parlemen. Namun anggota kongres dari Partai Demokrat diperkirakan akan meningkatkan perlawanan terhadap upaya-upaya Partai Republik untuk membatalkan undang-undang yang dianggap sebagai kebijakan domestik prestisius yang ditandatangani Presiden Barack Obama pada 2010.

Undang-Undang Perawatan Kesehatan Terjangkau yang dinamakan "Obamacare" mengansuransikan 25 juta jiwa warga Amerika yang sebelumnya tidak memiliki asuransi kesehatan.

Sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik berulang kali meluncurkan aturan hukum dan legislatif untuk membatalkan undang-undang yang mereka anggap sebagai aksi berlebihan pemerintah.

Senator asal Wyoming John Barrasso, seorang anggota kepemimpinan Partai Republik, menyatakan bahwa kebijakan presiden mendatang dan Kongres adalah segera memberangus "Obamacare". Setelah Trump menjabat pada 20 Januari 2017 akan segera diangkat seorang Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat, yang menyusun aturan sesuai hukum yang berlaku.

"Kami akan mengangkat seseorang pada 20 Januari 2017 yang akan segera bekerja secara baik menyusun lagi aturan dan regulasi untuk memberikan kebebasan kepada negara bagian untuk memilih perusahaan asuransi dan kepada pengusaha untuk berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi para pekerja mereka," kata Barrasso saat diwawancarai melalui telepon.

Barrasso menegaskan bahwa Senat hanya membutuhkan suara mayoritas di 100 kursi dewan dibandingkan 60 suara untuk mengatasi rintangan prosedural Demokrat guna mencabut undang-undang tersebut.

Meloloskan pencabutan legislasi bukan merupakan pelayanan satu hari. Namun upaya Menteri Kesehatan dan Pelayanan Publik untuk mengkaji regulasi tersebut dapat berupa pelayanan satu hari, demikian Barrasso menambahkan.

Selama masa kampanye, Trump menyebut "Obamacare" sebagai bencana dan bersama sesama anggota Partai Republik berjanji akan mencabut dan mengajukan usulan seperti tabungan kesehatan bebas pajak.

Di laman transisinya, Trump mengaku mencari solusi dengan mengembalikan aturan asurani kesehatan kepada negara bagian.

Dalam mencabut Obamacare, anggota Kongres dari Partai Republik harus memanfaatkan prosedur khusus yang dikenal dengan rekonsiliasi untuk menghadapi anggota Senat dari Partai Demokrat, karema adanya aturan melindungi hak partai minoritas.

Kader Republik di Kongres memanfaatkan rekonsiliasi untuk berupaya membatalkan Obamacare pada bulan Januari, namun Obama memveto aturan tersebut.

Rancangan undang-undang tersebut akan menghapus subsidi pajak untuk membantu rakyat bisa mendapatkan asuransi, demikian juga penalti pajak pada masyarakat yang tidak mendapatkan asuransi yang dipersyaratkan dalam undang-undang dan akan mengurangi ekspansi program asuransi kesehatan Medicaid.

Perwakilan Partai Republik dari New York, Chris Collins, yang merupakan salah satu pendukung utama Trump di Capitol Hill berharap Kongres bisa meloloskan rancangan undang-undang yang sama untuk membatalkan Obamacare dalam kurun waktu 100 hari Trump menjabat presiden sebagaimana janji Trump selama masa kampanye presiden. Namun beberapa perubahan pasti akan bertahap dari waktu ke waktu, demikian kata Collins.

"Tidak ada sesuatu pun yang bisa kami kerjakan atau ingin kami kerjakan yang akan berdampak pada rencana asuransi kesehatan pada 2017," kata Collins dalam wawancara.

"Dari sudut pandang kami sebagai pemerintah pengganti, posisi kami sebagai anggota Partai Republik akan maju selangkah demi selangkah," kata Barrasso.

Dalam wawancara dengan Wall Street Jurnal yang diterbitkan pada Jumat, Trump mempertimbangkan beberapa hal dalam Obamacare, termasuk ketentuan yang memperbolehkan orang tua merawat anaknya hingga berusia 26 sesuai kebijakan asuransi mereka dan melarang perusahaan asuransi menolak layanan bagi orang dengan gangguan kesehatan.

Lebih Fleksibel Sambil menantikan Kongres bekerja di bidang legislasi, Menteri Kesehatan dan Pelayanan Publik yang baru akan kembali mengkaji regulasi Obamacare, demikian kata Barrasso.

Misalnya, regulasi yang akan memungkinkan negara-negara bagian di AS lebih fleksibel berdasarkan ketentuan yang membolehkan negara bagian mendapatkan surat pernyataan melepaskan tuntutan dari ketentuan hukum dasar, seperti membebaskan mandat individu yang mempersyaratkan warga AS memiliki asuransi dan mandat pengusaha untuk menyediakan.

Kim Monk, seorang pengamat dari Capital Alpha Partner, yang menyiapkan riset kebijakan lembaga keuangan, mengatakan kebijakan asuransi Trump mungkin bisa memperketat peraturan yang mengatur secara khusus periode pendaftaran Obamacare.

Para pemilik asuransi mengeluhkan bahwa periode tersebut telah memungkinkan beberapa orang yang awalnya tidak membeli asuransi ke udian mendaftar saat sakit.

Aturan itu mungkin juga bisa mengubah bahasa "manfaat khusus" dalam Obamacare yang mengharuskan perlindungan untuk layanan darurat, ibu melahirkan dan bayi, serta kesehatan mental.

"Dan tentu saja, setiap kebijakan yang diintrepetasikan oleh pemerintahan menjadi lebih mahal, dan semuanya mengakibatkan peningkatan iuran," ujarnya.

Collins, anggota komite eksekutif tim transisi Trump menyatakan pekerjaan sebagai Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Publik akan cocok bagi Ben Carson, ahli bedah saraf yang gagal mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Republik dan kemudian mendukung Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper