Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TRUMP Dikhawatirkan Tambah Ketegangan di Kawasan Asia Pasifik

Selain direspons negatif pasar uang dan bursa saham, kemenangan Trump juga memancing kekhawaitran terjadinya peningkatan ketegangan di kawasan Asia Pasifik.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Selain direspons negatif pasar uang dan bursa saham, kemenangan Trump juga memancing kekhawaitran terjadinya peningkatan ketegangan di kawasan Asia Pasifik.

Kekhawatiran akan terjadinya peningkatan tensi keamanan kawasan Asia- Pasifik mencuat dari sebuah jajak pendapat..

"Jangan lupa, ketika kampanyenya, Trump mengatakan sekarang waktunya sekutu Amerika harus membayar," kata Pakar politik internasional Dewi Fortuna Anwar saat dihubungi, Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Pasalnya, kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI tersebut, setidaknya ada dua negara di kawasan ini yang keamananya tergantung pada negeri Paman Sam itu, yaitu Korea Selatan dan Jepang.

Khususnya Jepang, lanjutnya yang tidak memiliki kekuatan bersenjata karena terikat konstitusi yang mengamanatkan demikian pasca Perang Dunia ke-II, otomatis menjadikan negara tersebut kehilangan "perlindungan" AS jika Trump berniat menjalankan janjinya ketika masa kampanye.

"Jika tidak lagi 'dilindungi' Jepang tentu ingin membangun kekuatan persenjataan sendiri, hal tersebut tentu akan mengganggu stabilitas di kawasan jika melihat ketegangan yang selama ini terjadi di Asia-Pasifik," tutur Dewi yang juga tercatat sebagai anggota Dewan Penasehat PBB mengenai pelucutan senjata itu.

Dengan kemenangan Trump ini, tambah Dewi komunitas global harap-harap cemas, pasalnya pemerintahan Trump nantinya dinilai tidak bisa diprediksi, terlebih kongres juga dikuasai oleh Partai Republik.

"Harapan kita semua tentu, Trump akan lebih rasional, dengan mengedepankan diplomasi dalam menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi, seperti yang diinginkan negara-negara secara umum," ujar Dewi.

Pengusaha asal New York, Donald Trump, secara mengejutkan berhasil mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dalam pemilihan umum presiden Amerika Serikat, Selasa (8/11) waktu setempat, dengan meraih setidaknya 276 suara elektoral.

Kemenangan ini mematahkan prediksi menjelang hari H pemilu AS, di mana banyak proyeksi jajak pendapat menunjukkan kemenangan bagi Hillary Clinton.

Proyeksi tersebut antara lain dikeluarkan New York Times yang memprediksi kemenangan bagi Hillary sebesar 92%, FiveThirtyEight 87%, dan PredictWise 90%.

Trump berhasil memenangi suara di sejumlah negara bagian dengan kecenderungan mengambang--bukan merupakan wilayah tradisional Partai Republik maupun Partai Demokrat dan selalu menjadi kunci dalam pemenangan kursi presiden--seperti Ohio dan Florida.

Trump bahkan secara mengejutkan juga merebut sejumlah negara bagian yang diperkirakan, oleh jajak pendapat dari Washington Post, akan dimenangi dengan aman oleh Clinton seperti Pennsylvania, Wisconsin, dan Iowa.

Sementara itu dalam pemilu dewan perwakilan, Partai Republik berhasil mempertahankan dominasi dengan merebut setidaknya 224 dari 435 kursi. Perolehan ini sekaligus menyanggah sejumlah prediksi bahwa mereka akan banyak kehilangan suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper