Kabar24.com, JAMBI - Mantan juru bicara kepresidenan di era Abdurrahman Wahid, Wimar Witoelar, menuturkan bahwa Indonesia tak diuntungkan bila calon Presiden AS Donald Trump memenangkan pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 8 November.
Wimar menuturkan hal tersebut di Jambi, Senin (7/11/2016). Menurut dia, bila Trump menang, maka akan terjadi pemunduran nilai-nilai pluralisme.
Pasalnya, kebijakan yang didengungkan Trump selama kampanye cenderung anti-Muslim, anti-imigran, anti-Meksiko.
Dampaknya, menurut pendiri Yayasan Perspektif Baru ini, bila Trump menang maka Indonesia kena sanksi anti-muslim, sulit masuk ke AS, pakta pertahanan dibubarkan.
"Tidak ada untungnya untuk Indonesia, kita harus reorientasi, seperti Korut. Sekarang ini Indonesia banyak bercermin dari Amerika, berangsur-angsur demokratis," kata Wimar.
Dikatakan, Indonesia sudah pluralis sejak era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang dicontoh dari Amerika.
Sebaliknya, nilai-nilai pluralisme itu tidak tercermin dalam kebijakan calon presiden Trump. Wimar juga menuturkan, perhitungan di atas kertas, calon presiden Hillary Clinton memenangkan pilpres.
Clinton unggul 30%. Meski terlihat kecil, kata Wimar, persentase itu lebih tinggi dibanding kemenangan Barack Obama tahun 2008.
Wimar menambahkan, berdasarkan hasil inveatigasi FBI dan telah diumumkan bahwa tidak ada yang salah dengan email Clinton, semasa dia menjabat sebagai menteri luar negeri.