Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasukan Pemerintah dan Pemberontak Suriah Bertempur, 41 Tewas

Pasukan pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak terlibat pertempuran sengit di wilayah barat Kota Aleppo yang menyebabkan sedikitnya 41 orang tewas dalam tiga hari terakhir.
Asap hitam dari ban yang dibakar para pemberontah menyelimuti wilayah Aleppo untuk menghindari serangan udara (1/8/2016)./Reuters-Abdalrhman Ismail
Asap hitam dari ban yang dibakar para pemberontah menyelimuti wilayah Aleppo untuk menghindari serangan udara (1/8/2016)./Reuters-Abdalrhman Ismail

Kabar24.com, JAKARTA - Pasukan pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak terlibat pertempuran sengit di wilayah barat Kota Aleppo yang menyebabkan sedikitnya 41 orang tewas dalam tiga hari terakhir.

Lembaga pemantau perang berbasis di Inggris, The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), menyatakan bahwa korban tewas termasuk di antaranya  17 anak-anak. Ratusan mortir ditembakkan dalam pertempuran itu sebagaimana dilaporkan Aljazeera.com, Senin (31/10/2016).

Para pemberontak, yang sebelumnya sempat dikepung, menembakkan roket selain menggunakan bom mobil dan mortar untuk menerobos paerahanan pasukan pemerintah.

Media pemerintah Suriah menuding pemberontak telah menembakkan senjata beracun ke kawasan yang dikuasai pemerintah. Namun kelompok pemberontak membantah tudingan serangan itu. 

Sangat tidak mungkin bagi  Al Jazeera untuk mengonfirmasi secara independen klaim tersebut.

Kantor berita pemerintah, SANA, melaporkan 35 orang mengalami sesak nafas dan memar di tubuh setelah gas beracun ditembakkan ke wilayah Dahiyet al-Assad dan Hamdaniyeh.

Utusan PBB untuk Suriah,  Staffan de Mistura, menyatakan dirinya kaget akibat banyaknya roket yang ditembakkan ke wilayah sipil yang dikuasai oleh pemerintah di Aleppo.

Kepala Aleppo University Hospital, Ibrahim Hadid, mengatakan di televisi pemerintah bahwa sebanyak 36 orang termasuk warga sipil dan kombatan, mengalami luka-luka setelah mengirup gas beracun jenis klorin yang ditembakkan para teroris.

Sementara itu, kepala urusan politik kelompok pemberontak yang berbasis di Aleppo, Fastaqim, membantah laporan itu.

"Ini sebuah kebohongan," ujar Zakaria Malahifjim dari Fastaqim.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper