Bisnis.com, JAKARTA - Glodok adalah kawasan yang merupakan kelurahan di wilayah Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, yang tekenal sebagai pusat perdagangan elektronik terbesar di Ibu Kota.
Produk elektronik itu meliputi antara lain komputer, kulkas, mesin cuci, televisi, radio dan peralatan musik. Glodok juga menjadi sentra penjualan VCD, DVD, kaset dan benda-benda hasil rekaman lainnya.
Kawasan tersebut memang menjadi tempat perdagangan yang sangat ramai, dengan mayoritas penghuninya adalah para pedagagn China, sehingga sering disebut sebagai kawasan Pecinan.
Mengapa disebut Glodok dan dari mana asal usul nama itu diberikan? Zaenuddin HM, menjelaskan dalam bukunya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, diterbitkan Ufuk Press pada Oktober 2012.
Dijelaskan bahwa ada beberapa versi mengenai sejarah tempat itu. Ada yang mengatakan berasal dari kata grojok, karena dahulu di tempat itu, pada zaman Belanda, ada pancuran besar yang kalau hujan keluar air dengan bunyi grojok grojok grojok.
Oleh warga sekitar, termasuk orang-orang China, bunyi air tersebut diucapkan dengan kata glodok sehingga lama-lama tempat itu disebut Glodok.
Versi yang lain mengatakan bahwa kata Glodok diambil dari sebutan bagi jembatan yang membentang di atas Kali Besar (Ciliwung) di kawasan itu. Namanya jembatan kali Glodok.
Sebab, di ujung jembatan itu terdapat tangga-tangga yang menempel pada tepi kali yang biasa digungakan penduduk untuk mandi dan mencuci pakaian. Dalam bahasa Sunda, tangga semacam itu disebut glodok, sama seperti sebutan untuk tangga rumah.
Di glodok, banyak sekali orang mandi dan mencuci pakaian. Bukan hanya para penduduk setempat atau pribumi, termasuk pula orang-orang Belanda yang berkedudukan tinggi.
Karena sangat populernya tempat itu, akhirnya masyarakat menyebutnya Glodok, sejak masa itu hingga sekarang ini. Demikianlah asal usul nama Glodok.