Bisnis.com, JAKARTA – Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa perlu belajar dari negara lain sebelum mengeluarkan kebijakan.
Hal itu terkait wacana Pemerintah Provinsi DKI mengeluarkan program Gerakan Basmi Tikus dengan menghargai tikus senilai Rp20.000.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman negara lain, hal itu tidak menyelesaikan masalah.
“Penting membaca pengalaman banyak negara. Sehingga tidak mengulang hal-hal yang di sana jadi masalah,” ujar Anies di Pos Pemenangan Anies-Sandi, Menteng, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Anies memaparkan bahwa hal serupa pernah dilakukan pemerintah India guna mengurangi populasi ular kobra.
Pemerintah India memberikan penghargaan berupa uang kepada masyarakat yang menangkap dan menyerahkan ular kobra.
Namun yang terjadi ialah masyarakat India malah berternak kobra dan menjualnya ke pemerintah.
Akhirnya, aturan membeli kobra dicabut dan yang terjadi adalah para peternak kobra melepaskan ular kobranya.
“Jadi malah akhirnya banjir kobra. Itu kejadian di India. Saya tidak ngomong di Jakarta. Kita belajar saja dari pengalaman negara lain,” kata Anies.
Adapun Pemprov DKI Jakarta berencana membuat aturan khusus sebagai upaya membasmi tikus agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Rencanyanya Gerakan Basmi Tikus hanya akan dilakukan satu kali saja agar tidak dimanfaatkan oleh pihak tertentu. Setiap ekor tikus hasil tangkapan akan dihargai Rp20.000.