Kabar24.com, PAGUDPUD/FILIPINA— Sekitar 90.000 penduduk Filipina terpaksa harus mengungsi akibat terjangan badai terkuat yang pernah melanda negara tersebut dalam tiga tahun terakhir yakni badai Haima.
Badai tersebut menyapu sejumlah daerah penghasil beras utama, dan merusak tanaman serta rumah-rumah penduduk.
Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa akibat badai Haiwa yang menghantam bagian utara Filipina pada Rabu dengan kecepatan angin sekitar 225 kilometer per jam dan disertai hujan lebat.
“Kami telah menerima beberapa laporan terkait atap yang rusak karena angin kencang. Aliran listrik juga terputus dan sinyal telepon putus-putus ” sebut Mina Marasigan, Juru Bicara Badan Penanganan Resiko Nasional seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/10/2016).
Serangan Haima, badai ke 12 yang melanda Filipina tahun ini terjadi berselang hanya beberapa hari setelah Badai Sarika yang juga menghantam provinsi bagian utara Filipina, menyebabkan kerugian pangan mencapai US$63 juta
Haima menghantam provinsi-provinsi penghasil beras terbesar seperti Cagayan, Isabela, dan Ilocos yang diprediksi akan menghasilkan 3.8 juta gabah pada Desember atau separuh dari prediksi hasil panen nasional berdasarkan perkiraan pemerintah.
Sejumlah lahan padi tergenang dan jalan-jalan tidak bisa dilalui karena runtuhan tiang listrik, pohon-pohon dan banjir.