Kabar24.com, SEMARANG - Universitas dan perguruan tinggi diminta menjadi sumber penopang daya saing ekonomi Indonesia dengan cara meningkatkan sumber daya manusia dan inovasi teknologi.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam orasi ilmiah pada acara Dies Natalis Universitas Diponegoro Ke-59 di Semarang, Jawa tengah, Sabtu (15/10/2016).
Dia menyebutkan sumber kekayaan alam Indonesia sangat banyak dan beragam. Jika ingin memenangkan persaingan dengan negara-negara lain, Indonesia hanya perlu mendorong kualitas sumber daya manusia dan menciptakan inovasi teknologi untuk memberdayakan kekayaan alam tersebut. "Sumber-sumber itu bisa diperoleh dari universitas dan perguruan tinggi," katanya.
Pada alam demokrasi dunia saat ini, sambungnya, keadaan ekonomi dunia menjadi lebih terbuka dan persaingan otomatis menjadi lebih ketat.
Persaingan bahkan tak hanya terjadi antarnegara tetapi juga antardaerah terdekat. Intinya, wilayah yang memiliki kualitas layanan yang lebih baik yang akan menang. Tak hanya itu, proses produksi yang lebih murah dan distribusi logistik yang lebih cepat juga mampu memenangkan persaingan.
Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Natsir menyebutkan, posisi daya saing Indonesia merosot dari peringkat ke-37 pada 2015 menjadi 41 tahun ini, dengan skor keseluruhan hanya 5,42.
Berdasarkan laporan Indeks Daya Saing Global 2016-2017 oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF), pengembangan sektor keuangan Indonesia cukup baik dengan kenaikan tujuh peringkat. Namun, peringkat dalam bidang kesehatan dan pendidikan dasar anjlok 20 peringkat.
Di sisi lain, teknologi informasi dan komunikasi Indonesia berada di peringkat ke-91 karena dianggap penetrasinya masih sangat rendah. Tak hanya itu, Indonesia dan Mongolia disebut-sebut masih terpapar pengaruh penurunan harga komoditas.