Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Rabu, 12 Oktober 2016. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Market
Hal 13. STRATEGI EMITEN PROPERTI: Tahan Kenaikan Tarif Sewa
Sejumlah emiten pemilik gedung perkantoran akan menahan kenaikan tarif sewa untuk menjaga tingkat okupansi menyusul perang tarif dan limpahan pasokan ruang kantor baru.
Hal 14. INVESTASI REKSA DANA: Produk Syariah Bermunculan
Sepanjang kuartal III/2016, Otoritas Jasa Keuangan memberikan izin efektif untuk 11 produk reksa dana syariah yang diajukan oleh sejumlah manajer investasi. Pelaku industri optimistis ruang potensi pertumbuhan masih terbentang.
Hal 15. EMITEN MIGAS: Sengkarut Pencopotan Direksi SUGI
Kinerja keuangan emiten pertambangan PT Sugih Energy Tbk. semakin memburuk. Dewan komisaris akhirnya mencopot seluruh jajaran direksi yang baru menjabat tiga bulan.
Hal 16. PASAR PESIMISTIS: Harga Minyak Tergelincir dari Posisi Puncak
Harga minyak terkoreksi setelah sempat melonjak ke level tertinggi dalam 15 bulan terakhir. Pasalnya, pasar kurang yakin dengan rencana kerja sama OPEC dan Rusia untuk membatasi produksi.
Hal 17 - 20. TABEL BURSA
Hal 21. ASURANSI TKI: BPJSTK Sulit Jadi Pelaksana
Otoritas Jasa Keuangan menilai peralihan penyelenggaraan program asuransi wajib bagi tenaga kerja Indonesia dari konsorsium asuransi komersial ke BPJS Ketenagakerjaan sulit terealisasi.
Hal 22. INDUSTRI ASURANSI JIWA: Perekrutan Agen Bukan Prioritas
Jumlah tenaga pemasar berlisensi di industri asuransi jiwa diprediksi hanya bisa mencapai 525.000 orang hingga akhir tahun ini, atau meleset dari target semula sebanyak 600.000 orang, lantaran perekrutan yang tidak lagi masif.
Hal 23. PEMBIAYAAN BERMASALAH MELONJAK: BPR Syariah Lampu Merah
Kualitas pembiayaan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) terus memburuk. Rasio kredit bermasalah (non performing financing/ NPF) bank skala mikro itu jauh di atas ambang batas aman.
Hal 24. RUPIAH MENGUAT: Simpanan Valas Menyusut
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab penurunan simpanan dana masyarakat berdenominasi valuta asing di perbankan.