Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Kamis, 29 September 2016. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Industri
Hal 25. KAWASAN PETROKIMIA BINTUNI: Kaltim Methanol Jajaki Investasi US$900 Juta
PT Kaltim Methanol Indonesia menjajaki investasi yang diprediksi mencapai US$900 juta ton untuk membangun pabrik metha nol berkapasitas 1 juta ton di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Hal 26. KETENTUAN IMPOR GULA: Rafinasi Masuk Pasar, Peraturan Akan Direvisi
Kementerian Perdagangan akan merevisi beleid terkait impor gula untuk membuka keran agar gula rafinasi bisa masuk pasar eceran. Pembukaan akses tersebut ditujukan agar harga komoditas ini stabil di level Rp 12.500 per kilogram.
Hal 27. PERUMAHAN RAKYAT: Masalah Administratif Masih Rumit
Sejumlah pihak menekankan pentingnya penyelesaian masalah perumahan rakyat dimulai dari pembenahan administrasi sehingga masyarakat lebih mudah dan cepat dalam proses memiliki hunian.
Hal 28.PELAYARAN: Dana Pengawasan Selat Malaka Dibahas
Kementerian Perhubungan membuka ruang pendanaan baru untuk meningkatkan pengawasan kapal di perairan Selat Malaka dan Selat Singapura.
Hal 29. EKSPANSI MASKAPAI: Sriwijaya Air Group Terus Rekrut Pilot Baru
Sriwijaya Air Group bakal merekrut 120 pilot baru pada 2016- 2017 dengan memprioritaskan penerbang hasil didikan NAM Flying School yang berbasis di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Hal 30. PLTGU JAWA I: Sanksi Berat Siap Menanti
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bakal memberikan sanksi jika pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap atau PLTGU Jawa I tidak mampu menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Hal 31. KEWAJIBAN IMPOR SAPI INDUKAN: Importir Mulai Meradang
Kebijakan pemerintah yang mewajibkan importir sapi bakalan untuk ikut memasukkan sapi indukan diprediksi dapat mengancam kelangsungan lini bisnis usaha penggemukan sapi domestik yang nilainya mencapai Rp18 triliun per tahun.
Hal 32. PEMBAHASAN CEPA: Komponen Jadi Prioritas
Pemerintah akan memprioritaskan sektor komponen dalam pembahasan perjanjian kerja sama dengan Uni Eropa atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Pasalnya, selama ini beberapa produk komponen dalam negeri telah merambah pasar di benua biru itu.