Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Scott Levy: Penyebar Virus NBA di Indonesia

Pernyataan tegas tersebut meluncur dari bibir tipis Scott Levy. Dia adalah Managing Director NBA Asia, sekaligus pria yang bertanggung jawab atas merebaknya kembali demam olahraga basket di berbagai penjuru Asia, terutama di Indonesia.
Scott Levy./Bisnis-Wike D. Herlinda
Scott Levy./Bisnis-Wike D. Herlinda

Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan tegas tersebut meluncur dari bibir tipis Scott Levy. Dia adalah Managing Director NBA Asia, sekaligus pria yang bertanggung jawab atas merebaknya kembali demam olahraga basket di berbagai penjuru Asia, terutama di Indonesia.

Ya, siapa di dunia ini yang tidak pernah mendengar tentang National Basketball Association (NBA)? Jika berbicara tentang basket, praktis mayoritas orang akan mengafiliasikannya dengan liga olahraga terbesar di dunia itu.

NBA telah mengawal generasi 1990-an ke bawah di Tanah Air kepada masa kejayaan bintang-bintang lapangan legendaris seperti Kareem Abdul-Jabbar, Michael Jordan, Charles Barkley, Magic Johnson, atau Scottie Pippen.

Sebelum memasuki era millennial, anak-anak dan para remaja di Indonesia begitu antusias membahas soal bintang-bintang emas di NBA yang bisa ditonton di TV nasional. Mereka banyak mengoleksi berbagai atributnya, mulai dari kartu, poster, kaos, hingga jersey.

Seiring berjalannya waktu, untuk menyimak laga NBA, penonton terpaksa harus membayar via langganan TV kabel. Perlahan, pamor liga basket prestisius itupun mulai meredup di Nusantara dan tergantikan oleh hingar bingar liga-liga sepakbola dari Eropa.

Akan tetapi, keadaan perlahan-lahan kembali berbalik. Sejak 2009, mulai ada upaya tak kenal lelah untuk kembali mendongkrak popularitas olahraga asal Amerika Serikat itu di Indonesia. Rupanya perjuangan itu dimotori oleh Levy.

Tidak membuang waktu setelah ditugaskan menjadi Managing Director NBA Asia, pada tahun yang sama pria berkacamata itu langsung terjun ke Indonesia dengan menggelar NBA Madness  untuk me-refresh euforia publik Tanah Air terhadap olahraga basket.

Selama dua tahun berturut-turut, dia memboyong berbagai bintang lapangan, maskot klub, dan tim pemandu sorak NBA langsung dari Negeri Paman Sam ke hadapan publik Tanah Air. Meskipun NBA Madness akhirnya dihentikan, kiprah Levy di Indonesia tidak mandeg.

“Fokus kami sekarang lebih pada pembangunan generasi muda [youth development]. Kami ingin menjaring lebih banyak bakat pemain basket dari Indonesia dan membina bibit-bibit itu sejak dini. Untuk itulah kami mengadakan program seperti Jr. NBA,” jelasnya.

Memenetrasi publik Indonesia yang kadung keranjingan sepakbola adalah sebuah keputusan besar. Namun, Levy tidak melihatnya sebagai sebuah tantangan. Sebab, dia tahu ada begitu banyak anak dan remaja di republik ini yang menyimpan passion besar terhadap basket.

Buktinya; berdasarkan pengalaman NBA dalam bermitra dengan negara-negara Asia, dia bisa mengklaim bahwa Indonesia adalah negara pemilik liga basket terbesar di Asean—di luar Filipina yang secara historis memang menjadikan basket sebagai ‘olahraga rakyat’.

“Yang dibutuhkan [RI] tinggal infrastrukturnya. Namun, sudah ada upaya pemerintah dan para pebisnis untuk mewujudkannya. Misalnya, Azrul Ananda [CEO PT DBL Indonesia], yang membangun stadion basket berkapasitas 5.000 orang di Surabaya,” kata Levy.

Dia berpandangan cara paling efektif untuk membangkitkan kembali popularitas basket di Indonesia adalah dengan merangkul bibit-bibit pebasket sejak dini. Sebab, seorang anak yang terakomodasi bakatnya cenderung akan konsisten menekuninya hingga dia dewasa.

Di bawah Levy, NBA Asia telah melobi pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) untuk menjadikan olahraga basket berstandar NBA sebagai bagian dari kurikulum pendidikan jasmani.

“Tujuan kami adalah untuk menjadikan basket dan nilai-nilai sportifnya sebagai olahraga nomor wahid. Oleh karena itu arah program kami adalah menjadikan basket sebagai program nasional, agar generasi muda lebih familiar dengan olahraga ini.”

Itu, imbuh Levy, adalah cara NBA menjangkau bibit-bibit pebasket di pelosok Indonesia. Strategi lainnya adalah dengan sistem ‘ketok tular’, yaitu dengan memberikan pelatihan berstandar NBA kepada para pelatih (coach) basket dari seluruh penjuru Indonesia.

Para pelatih itulah yang nantinya menjadi ‘peluru’ untuk menyebarkan dan menularkan ilmu yang telah mereka terima dari mentor-mentor mereka di NBA. Cara lainnya, tentunya dengan mendatangkan bintang-bintang NBA yang sedang naik daun untuk memberi motivasi.

Sejauh ini, Levy mengaku jerih payahnya dalam menaikkan kembali pamor basket di Indonesia tidak sia-sia. Terbukti, program Jr. NBA yang digelarnya tahun ini menarik minat lebih dari 350.000 anak dari seluruh Indonesia. Sampai-sampai, Levy mengaku kewalahan.

Untuk tahun ini, Levy mendatangkan Marvin Williams dari klub Charlotte Hornets ke Jakarta guna melatih para peserta Jr. NBA. “Dua puluh peserta yang terpilih akan menerima beasiswa, masing-masing senilai US$1.000 untuk menyokong pendidikan mereka.”

Sedemikian antusiasnya Levy menggodok pasar dan potensi Indonesia. Namun, apa sebenarnya yang membuat dia begitu passionateterhadap olahraga basket? Ketika ditanya, dia sendiri nyaris lupa bahwa kiprahnya di dunia basket sudah lebih dari dua dekade.

Sambil tersenyum dia menjawab, “Semua etos sportsmanship di dalam basket menginspirasi saya. Basket adalah olahraga yang inspiratif. NBA juga adalah sebuah liga yang tidak hanya berbisnis untuk mengeruk uang di negara orang, tapi memberi imbal balik.”

Di dalam basket, dia mengaku banyak belajar tentang pembinaan bakat secara berkelanjutan. Tidak hanya melalui pendidikan, tapi juga melalui berbagai aktivitas kemanusiaan seperti NBA Cares, yang kembali mengingatkannya akan mental seorangsportsman sejati.

“Saya tidak pernah menghitung berapa investasi yang telah kami kucurkan untuk Indonesia, tapi yang jelas kami akan terus menggulirkannya. Respons dari publik Indonesia yang kami terima sangat baik, maka kami akan membalas dengan memberikan lebih.”

Levy bahkan yakin kiprah bisnis NBA Asia di Indonesia akan langgeng, dan basketpun bisa semakin dekat di hati masyarakat Nusantara. Baginya, tidak ada yang mustahil di negara terbesar keempat di dunia ini.

“Kami ingin menularkan semangat basket melalui generasi muda. Semakin banyak orang orang suka basket, semakin banyak pemain basket yang dicetak, maka semakin kuat liga basket di negara ini, semakin besar pula peluang untuk melahirkan bintang NBA baru dari Indonesia. Dengan penduduk lebih dari 250.000 juta orang, tidak ada yang tidak mungkin dilakukan Indonesia!”

Mengenal Scott Levy:

-          Sebelum berkarir di NBA pada 1996, Levy sangat sering bepergian ke China, Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.

-          Dia pernah tergabung dalam jajaran direksi Global Health Society, organisasi nirlaba pengembang kamp dan program bagi anak-anak penderita kelainan darah.

-          Dia pernah mengikuti berbagai kompetisi olahraga, termasuk New York Marathon, Oxfam Japan Trailwalker, dan triathlon charityuntuk Fred’s Team dan Leukemia & Lymphoma Society.

-          Pada 1996—2006, dia menjadi Senior Vice President NBA di Amerika Serikat.

-          Selama periode tersebut, dia memperluas jangkauan penyiaran NBAgames ke lebih dari 200 negara dengan 40 bahasa berbeda.

-          Di bawah kepemimpinannya, NBA meluncurkan banyak konten internasional termasuk NBA TV (jaringan TV 24 jam NBA).

-          Pada 2006—2009, dia menjalankan perusahaan konsultan MJ Global Sports and Media Inc.

-          Bergabung dengan NBA Asia pada 2009 sebagai Senior Vice President and Managing Director, bertanggung jawab langsung kepada NBA Deputy Commissioner Mark Tatum.

-           Di bawah kepemimpinannya, NBA Asia menghasilkan lebih dari 130 toko ritel dan situs e-commerce, meluncurkan program Jr. NBA Asia Tenggara, dan menadapatkan 15 jutafollowers dari Asia pada seluruhplatform media sosial NBA lokal dan global.

-          Saat ini, Levy tinggal bersama istrinya Ilene dan putra-putra mereka, Matthew dan Joshua, di Hong Kong.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper