Kabar24.com TANGERANG—Provinsi Banten mencatatkan deflasi hingga -0,05% month-to-month (mtm) pada Agustus 2016 seiring dengan mulai turunnya harga sejumlah komoditas pokok pasca lebaran tahun ini.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, beberapa komponen terpantau mengalami penurunan harga signifikan antara lain tarif angkutan kota, bawang putih, wortel, tarif pulsa ponsel, dan telur ayam ras.
“Kelompok komoditas yang signifikan memberikan sumbangsih terhadap deflasi kali ini masih sama yakni bahan makanan, makanan jadi dan minuman, rokok dan tembakau, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno, mengutip publikasi resminya, Kamis (1/9).
Selama ini, pola inflasi Banten cukup peka dengan fluktuasi harga bahan makanan (volatile foods) dibandingkan administered price, seperti misalnya tarif listrik atau harga bahan bakar minyak (BBM).
“Tetapi, ada baiknya mewaspadai kenaikan tarif listrik yang dalam waktu dekat akan diputuskan. Meski tak signifikan memantik angka inflasi di Banten,” ucapnya.
Inflasi kali ini tercatat lebih rendah dibandingkan capaian inflasi Agustus 2015 sebesar 0,72%. Jika dirinci, capaian inflasi, setidaknya paruh pertama tahun ini tercatat cukup stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kenaikan harga rokok juga patut diwaspadai karena perannya terhadap inflasi selama ini cukup tinggi,” tambahnya.
Pasalnya, dirinya menyebutkan fluktuasi jumlah penduduk miskin di Banten sangat bergantung terhadap laju inflasi di kawasan ini.
Dalam beberapa waktu terakhir, inflasi terpantau stabil sehingga hal tersebut berkorelasi positif terhadap angka kemsiskinan.