Kabar24.com, DEPOK- Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, menyelenggarakan The International Undergraduate Symposium on Humanities and Arts (Inusharts) 2016.
Wakil Dekan 1 FIB, Manneke Budiman mengatakan simposium yang diselenggarakan bekerjasama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI ini memberi kesempatan para mahasiswa S1 tingkat akhir yang tengah menyelesaikan penulisan skripsi mereka.
"Para mahasiswa ini diberikan ruang untuk mempresentasikan ide dan gagasan terkait dengan bidang studi yang tengah dipelajari dan juga penelitian yang mereka lakukan," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Rabu (31/8).
Simposium diselenggarakan di gedung IV dan Gedung IX FIB UI. Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan simposium setelah digelar pada 29 Agustus dengan tema “Humanities and Arts across Disciplinary Boundaries”.
Menurutnya, tema tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa yang mempelajari ilmu filsafat, antropologi, arkeologi, sejarah, perpustakaan dan ilmu informasi, ilmu agama, dan seni.
Tema lainnya adalah “New Imaginations in Language, Literature, and Arts”. Tema kedua ini berkaitan dengan studi literatur, bahasa dan studi budaya.
Simposium menampilkan Prof Abidin Kusno dari Faculty of Environmental Studies York University, Kanada, Janet Steele (George Washington University, AS), Dr Untung Yuwono (UI), Dr Kate McGregor (University of Melbourne, Australia), Prof Thomas Barker (University of Nottingham, Malaysia Campus).
Pembicara lainnya adalah Dr Saraswati Putri (UI). Selanjutnya ada Geuntae Park, yang merupakan kurator National Museum of Modern and Contemporary Art, Korea. Lalu Dr Anne-France Pinget (Utrecht University, Belanda) dan Dr Azwar Ibrahim Alwee (National University of Singapore).
Dia mengatakan simposium bagi mahasiswa S1 memang masih jarang digelar di Indonesia. Di UI, sambungnya, simposium merupakan acara akademik tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan ide-ide baru dan segar dari para intelektual muda.
Manneke mengatakan antusiasme simposium cukup menarik perhatian dilihat dari banyaknya makalah yang diikutsertakan dalam simposium.
Tercatat sebanyak 102 makalah dari mahasiswa dan pembimbing skripsinya. Ditambah dengan sembilan makalah dari pembicara utama, menjadikan total makalah dalam symposium ini sebanyak 111 makalah.
Menurut Manneke, FIB telah bekerjasama dengan penerbit internasional Brill yang berbasis di Leiden, Belanda, untuk penerbitan pasca-simposium.
Brill sendiri telah memiliki hubungan dengan Scopus dan telah banyak terbitan Brill yang terindeks dalam Scopus. "Penerbitan makalah Inusharts 2016 oleh Brill diharapkan dapat terindeks oleh Scopus pada sekitar awal atau pertengahan 2017," tambah Manneke.
Simposium yang tengah digiatkan oleh UI, merupakan bagian dari rencana besar UI untuk memperbaiki ranking di tingkat global. Dalam jangka pendek, UI menargetkan untuk menjadi universitas nomor satu di Asia Tenggara.