Kabar24.com, SAMARINDA – Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail menilai Full Day School (FDS) yang diwacanakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy harus dilakukan uji melalui pilot project di setiap daerah.
Hal ini untuk mengetahui bagaimana implementasinya dilakukan oleh guru dan keinginan dari orangtua wali murid.
“Tipikal suatu kota seperti Samarinda cenderung penduduknya suami istri bekerja. Menurut kami, full day school, cocok (untuk di perkotaan). Yang paling penting, bagaimana implementasinya. Apakah ada beban berat kepada orang tua dan tentunya harus ada langkah-langkah awal. Dan perlu pilot projectnya setiap daerah,” kata Nusyirwan Ismail, Rabu (10/8/2016).
Dikatakan, penerapan FDS harus dilakukan sama dengan penerapan setiap kurikulum yang baru dengan dilakukan pilot project.
Selain itu, yang harus diperhatikan juga isi dari FDS yakni pendidikan karakter murid dan bukan masalah pada mata pelajarannya.
“Harapan kita full day school itu baik. Tinggal bobotnya lebih banyak apakah di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA). Kita harus lihat juga persiapan setiap sekolah-sekolah apakah siap menyiapkan konsumsi untuk full day school,” kata Nusyirwan.
FDS yang telah didukung Presiden bila diterapkan, menurut Nusyirwan, pemerintah pusat harus menyokong dana untuk konsumsi murid seperti Biaya Operasional Sekolah (BOS). Hal ini agar, pelaksanaan FDS tidak membebani anggaran pemerintah daerah.
FDS, menurut Nusyirwan, bisa juga mendukung program sertifikasi guru yang harus memperbanyak jam mengajar.
"Saat ini, guru masih kurang mendapat jam mengajar. Sehingga harus mengajar lebih dari satu sekolah untuk mendapat sertifikasi guru. Dengan FDS, saya kira guru sangat cukup mendapat jam mengajar," katanya.