Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Rabu, 3 Agustus 2016. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Utama
Hal 1. IZIN EKSPOR KONSENTRAT: Dilema Berkepanjangan
Pemerintah menghadapi dilema untuk memberikan kuota ekspor konsentrat tembaga kepada produsen mineral, seperti PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara.
EMITEN ASURANSI: Premi dan Laba Belum Pulih
Akumulasi pendapatan premi bruto 11 perusahaan asuransi umum yang melantai di pasar modal tercatat mengalami penurunan hingga 10,21% pada kuartal II/2016 setelah sempat tumbuh 12,12% pada kuartal sebelumnya.
Go Illini, Bukan 'Mafia Berkeley'
Rhenald Kasali Guru Besar Universitas Indonesia
Entah mengapa, setiap kali pemerintah men da patkan ekonom FEUI (kini FEBUI), ada kalangan tertentu yang se lalu mengaitkan dengan kata Berkeley. Lebih spesifik lagi, ‘Mafia Berkeley’. Istilah itu sendiri berawal dari be rang katnya ekonom-ekonom muda Indo nesia pada 1960-an untuk mengejar ilmu ekonomi ke kampus-kampus papan atas di luar negeri atas bantuan Ford Foundation.
Hal 2.OPINI:Sinkronisasi Kebijakan Fiskal & Moneter
DZULFIAN SYAFRIAN Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef); Kandidat doktor di Durham University Business School – Inggris.
Pada 21 Juli 2016, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada posisi 6,5%. Keputusan BI ini cukup mengagetkan, terlebih jika kita lihat berbagai indikator makroekonomi, seperti inflasi yang rendah, penguatan rupiah, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi, yang seharusnya mengindikasikan adanya pemotongan suku bunga.
Hal 3.KONTRIBUSI BIAYA PENDIDIKAN: Inflasi Agustus Moderat
Setelah mencatat inflasi sebesar 0,69% pada Juli 2016, Badan Pusat Statistik memperkirakan laju inflasi pada Agustus moderat. Kalaupun terjadi kenaikkan inflasi, hal itu dipicu oleh biaya pendidikan yang kontribusinya masih relatif kecil.
Hal 4. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI: 14% Pengusaha Belum Tahu
Dua belas paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah sejak 2015 untuk memperbaiki kondisi bisnis dan investasi di Indonesia ternyata belum sepenuhnya dimengerti pengusaha.
Hal 5. KINERJA PERUSAHAAN DI AMERIKA SERIKAT: Musim Rekayasa Keuangan Berlanjut
Musim laporan keuangan pada kuartal II/2016 baru saja berlalu. Namun, masih rendahnya harga minyak dunia dan pertumbuhan ekonomi global yang lambat membuat perusahaan-perusahaan di dunia menyiasatinya dengan merekayasa perolehan laba mereka.
Hal 6. LAPORAN KHUSUS:PENGAMPUNAN PAJAK; Kompromi Tanpa Intimidasi
Program pengampunan pajak ibarat ‘obat kuat’ di tengah lesunya perekonomian nasional. Ia menjadi tumpuan dalam upaya menggerakkan ekonomi dan meningkatkan penerimaan negara.
Hal 7. LAPORAN KHUSUS:PENAMPUNG DANA REPATRIASI; Siap-siap Banjir Likuiditas
Kehadiran program tax amnesty memberikan warna baru bagi industri keuangan nasional. Sejumlah bank yang ditunjuk menjadi bank persepesi bergerak cepat, antusias, dan mempersiapkan pelbagai fasilitas kemudahan.
Hal 8.PENGADAAN BARANG & JASA: DKI Proses Paket Lelang Rp10,8 Triliun
Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) Provinsi DKI Jakarta menyatakan hingga 1 Agustus 2016 telah memproses sebanyak 601 paket lelang dengan nilai pagu anggaran mencapai Rp10,8 triliun.
Hal 9.PENGAMPUNAN PAJAK: Repatriasi Pacu Daerah
Program pengampunan pajak atau tax amnesty diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah meskipun proses implikasinya tidak terjadi secara langsung.
Hal 10. TARIF INTERKONEKSI BARU: Operator Bisa Buat Penawaran
Operator seluler masih diberikan peluang untuk memberikan penawaran tarif interkoneksi sejalan rencana keluarnya perhitungan ulang tarif interkoneksi.
Hal 11.RESTRUKTURISASI UTANG: PT Bhineka Karya Ditetapkan Dalam PKPU
Perusahaan garmen PT Bhineka Karya Manunggal akhirnya dinyatakan dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) setelah sebelumnya berhasil lolos dari upaya serupa dari PT Snogen Indonesia.
Hal 12.CAGUB PERIODE 2017-2022: Jakarta Makin Rame Aje
Sosok calon gubernur DKI Jakarta periode 2017—2022 terus muncul. Namanama baru gencar digaungkan ke permukaan seperti mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan serta mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli.