Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak dijadwalkan bertemu di Jakarta pada Senin, 1 Agustus untuk pertemuan Annual Consultation ke-11.
Pertemuan Annual Consultation adalah mekanisme bilateral utama antara Indonesia dan Malaysia di tingkat kepala pemerintahan. Mekanisme utama ini didukung dengan pertemuan di tingkat Menteri Luar Negeri dalam forum Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC).
Pada pertemuan Annual Consultation kali ini, Presiden RI dan PM Malaysia direncanakan membahas berbagai macam isu utama untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara.
"Isu-isu tersebut antara lain mengenai perbatasan, keamanan regional, kerjasama ekonomi dan perdagangan, serta perlindungan pekerja migran," kata Kemlu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Bisnis, Minggu (31/7/2016).
Penyelenggaraan Pertemuan Annual Consultation di Jakarta ini mencerminkan intensitas dan dinamika yang tinggi dalam hubungan bilateral kedua negara. Berbagai permasalahan yang muncul dalam hubungan bilateral diharapkan dapat diselesaikan dengan baik demi kemajuan bersama dua negara bertetangga.
Sebelumnya Annual Consultation ke-10 dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2013 di Jakarta, dan JCBC ke-14 dilaksanakan pada 9-10 Oktober 2015 di Kuala Lumpur. Selanjutnya JCBC ke-15 antara Indonesia dan Malaysia di tingkat Menteri Luar Negeri direncakan akan dilaksanakan di Indonesia pada paruh kedua tahun 2017.
Di saat yang sama, Indonesia juga menjadi tuan rumah sidang World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta pada tanggal 2-4 Agustus 2016. Setelah menghadiri Annual Consultation ke-11, Najib Tun Razak dijadwalkan menjadi salah satu pembicara pada Sidang WIEF. Presiden Jokowi juga telah dijadwalkan untuk menjadi salah satu pembicara di sidang tersebut.
Word Islamic Economic Forum bermula dari Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Business Forum yang diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober 2003 bersamaan dengan diadakanya Konferesi Tingkat Tinggi (KTT) OIC di Putrajaya Malaysia.
Forum ini khusus dibentuk untuk mencari peluang kemitraan bisnis baru diantara negara-negara anggota OIC dengan mempertemukan pemimpin negara, pemimpin industri, akademisi, ahli, profesional dan pemimpin perusahaan.
Pada pertemuan OIC Business Forum ke-2 pada tahun 2004, ide pembentukan WIEF dicetuskan. Langkah ini dianggap penting untuk memberikan wahana atas potensi ekonomi besar dunia Muslim, termasuk negara-negara di luar lingkup OIC, dan juga pembentukan sebuah forum independen dan berdedikasi dipandang akan dapat lebih berperan dalam memfasilitasi kerjasama bisnis yang lebih besar di dalam dan di luar negara-negara Islam.
Untuk menginstitusikan WIEF, pada tahun 2006 WIEF Foundation dibentuk, sebuah sekretariat tetap telah dibuka di Putraja Kuala Lumpur dibawah pimpinan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia.