Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyentil aktivis HMI yang kerap terlibat dalam aksi demonstrasi.
Wapres JK mengingatkan agar para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tidak menjadi demonstran bayaran.
"Ada daerah yang kalau demo pakai HMI, termasuk di Makassar. Akhirnya menjadi demo bayaran," ujarnya dalam dialog dengan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (29/6/2016) petang, yang diakhiri dengan buka puasa bersama.
Wapres yang juga mantan Ketua HMI Cabang Makassar itu meminta para juniornya untuk membuat program kaderisasi guna meningkatkan kualitas anggota.
"Kami ini merupakan hasil (penggemblengan) 20 tahun yang lalu. Bagaimana sekarang ini HMI lebih baik. Jangan hanya modal sewa Kopaja (bus umum yang biasa disewa para pengunjuk rasa)," ujarnya disambut tawa hadirin.
Ia menyebutkan bahwa dari sembilan lembaga negara, tujuh di antaranya saat ini dipimpin oleh kader HMI.
"Di kabinet ada 11 atau 12 alumni (HMI). Tapi yang korupsi juga banyak," kata Wapres tanpa tedeng aling-aling.
Dalam kesempatan itu, Kalla juga menyindir jajaran pengurus HMI yang hanya mengandalkan donasi dari para seniornya.
Bahkan, Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir tak luput dari kritikan Kalla setelah dia mendapatkan kesempatan berbicara dalam forum tersebut.
"Kau ini Ketua PB walaupun berbicara menggunakan pikiran (ilmiah), ujung-ujungnya minta sumbangan juga," kata Kalla yang lagi-lagi disambut derai tawa hadirin.
Mulyadi menyampaikan tentang program kegiatan kaderisasi, namun pada pengujung pembicaraan dia menyebutkan program mudik bersama yang membutuhkan dukungan dana dari para seniornya.
Acara tersebut dihadiri tokoh HMI lainnya, di antaranya Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan, Ketua BPK Herry Azhar Aziz, dan mantan Ketua MK Mahfud MD.