Bisnis.com, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memastikan empat ABK Kapal TB. Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf sudah diketahui keberadaannya yakni di Pulau Zulu, Filipina.
Sementara tiga sandera yang lain hingga saat ini sedang dicari informasi keberadaannya.
“Sementara yang dapat diketahui berjumlah empat orang dalam kondisi baik dan terpisah dengan yang tiga orang, namun perlu diverifikasi kembali,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/7/2016).
“Pelaku pembajakan salah satunya dapat diduga dari kelompok Alhabsi, kita verifikasi dan cek terus dimana keberadaannya, termasuk uang tebusan yang diminta oleh pembajak sebesar 200 juta peso atau sekitar 55-60 miliar,” katanya.
Panglima TNI menuturkan Kapal TB. Charles sudah melanggar moratorium yang telah disepakati. Untuk rute berlayar setiap kapal pengangkut batu bara dari Indonesia ke Filipina sudah diberikan jalur yang aman, namun demikian Kapal TB. Charles tersebut memotong rute yang telah ditentukan.
“Hingga saat ini 96 persen batu bara yang digunakan oleh Filipina berasal dari Indonesia. Terkait pengiriman batu bara ke Filipina tergantung mereka, karena harus dijamin keamanan pengirimannya, atau dikawal oleh tentara serta disiapkan rute khusus,” ujar Panglima TNI.
Panglima TNI menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya seperti adanya MoU dari ketiga negara yang menyepakati untuk melakukan patroli terkoordinasi.