Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini Inggris sedang mengalami krisis politik yang sangat parah setelah hasil referendum menunjukkan bahwa lebih dari 51% rakyatnya menginginkan keluar dari Uni Eropa, sementara para pemimpin Eropa harus memberi waktu pada Inggris untuk mengajukan dokumen pemisahan resmi.
Pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak meminta agar Perdana Menteri Inggris David Cameron membuat notifikasi formal terkait keinginan untuk menarik diri dan mengatakan Uni Eropa mengerti bahwa Inggris membutuhkan waktu untuk menata diri.
“Kami sebagai 27 negara anggota Uni Eropa siap untuk memulai proses ini dengan cepat dan berharap akan ada pemberitahuan secepatnya. Namun, semua orang juga mengerti bahwa saat ini terjadi krisis yang signifikan di Inggris, sebuah krisis yang merupakan buah dari referendum,” kata pejabat tersebut seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/6/2016).
Sementara itu, PM David Cameron berencana untuk mundur dari jabatannya dan menyerahkan sepenuhnya proses untuk memulai pemisahan Inggris dari Uni Eropa yang akan berlangsung selama dua tahun kepada penggantinya.
Partai Konservatif, pengusung Cameron, menghadapi perdebatan, begitu pula dengan Partai Buruh yang menjadi partai oposisi. Sementara itu, Skotlandia mencoba untuk tidak terpental keluar dari Eropa.
Pada Rabu (29/6/2016) para pemimpin 27 negara anggota Uni Eropa akan mengadakan pertemuan pertama tanpa Cameron.