Kabar24.com, TANGSEL- Orang tua di Indonesia cenderung masih menganggap risih untuk membicarakan masalah seks dengan anak-anaknya.
Siti Evangeline Imelda Suaidy, Psikologi Klinis dari Pusat Layanan Psikologi UIN Jakarta, mengatakan hal itu juga terkait dengan kebudayaan yang berbau seksualitas masih dianggap tabu.
“Apabila tiba-tiba anak bertanya yang berbau seks, reaksi pertama yang timbul adalah kaget, gelagapan, menghindar, atau justru memarahi anaknya karena bertanya hal yang tidak sopan,” katanya, Sabtu (25/6/2016).
Dia menyampaikannya dalam diskusi bertema Menjadi remaja dengan seksualitas lurus, sehat, dan benar yang diselenggarakan Pusat Studi Gender dan Anak UIN Jakarta, Kelas Gender dan Anak Angkatan Tiga,
Imelda menjelaskan sesungguhnya anak tetap membutuhkan informasi masalah seks yang akibatnya banyak yang mencari informasi dari teman-teman, majalah, film porno, dan dari sumber lain yang mungkin saja bisa salah.
Dia menjelaskan jika informasi mengenai seks tidak dikunci dengan pemahaman agama, maka anak tidak akan tahu bahwa hal tersebut belumlah pantas sesuai dengan usianya dan menjadi terus berkelanjutan.
“Karena kata seksualitas meliputi totalitas pribadi, bagaimana mengarahkan apa yang dipikirkan, dirasa dan bereaksi. Berbudaya, bersosial dan berseksual,” ujarnya dalam situs resmi UIN Jakarta.
Menurutnya orang tua wajib memberi pemahaman bahwa seksualitas bukan berarti aktifitas seks, tapi meliputi bagaimana seseorang berperilaku, bersikap, memandang dirinya sendiri, dan mampu menjalin interaksi yang baik dengan orang-orang di lingkungannya.