Bisnis.com, BOGOR -- Presiden Joko Widodo mengakui impordaging masih menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi nasional paling tidak hingga 9-10 tahun kedepan.
Hal tersebut menguatkan kondisi perdagingan nasional saat ini masih tertinggal sehingga butuh solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan dari produksi lokal serta menurunkan harga di tingkat ideal.
Dalam kunjungan kerjanya ke peternakan sapi PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) di Cibodas, Bogor, Jawa Barat, Kepala Negara menyatakan opsi impor akan berakhir apabila swasembada daging sapi lokal tercapai.
Menurut Presiden, pihaknya telah mengkalkulasi bahwa swasembada daging sapi nasional baru akan terlaksana pada 9-10 tahun kedepan, salah satu caranya dengan terus memperbaiki gen pembibitan sapi lokal dengan inovasi teknologi.
"Dari hitung-hitungan kami, swasembada baru bisa 9-10 tahun lagi. Sementara sebelum swasembada mau tak mau sebagian konsumsi dari impor," katanya, usai melakukan peninjauan, Selasa (21/6/2016).
Saat ini, dia meminta Kementerian teknis untuk terus mematangkan perbaikan genetika dengan mengembangkan semen beku [sperma] unggulan kepada sapi indukan lokal guna mendapatkan bobot yang maksimal.
Dengan begitu, produksi daging sapi nasional dapat terkerek. Idealnya, dia mengatakan sektor hulu membutuhkan 2-3 juta semen beku untuk mencapai target itu.
"Ini harus konsisten tinggi. Kalau dikalkulasi untuk hulu baru akan swasembada pada 6 tahun, sehingga untuk seluruhnya dengan hilir swasembada baru akan 9-10 tahun kedepan," jelasnya.
Saat ini, dia mengatakan telah ada beberapa daerah yang tengah mengembangbiakan varietas sapi unggulan, tidak hanya dibawah wewenang Kementerian Pertanian juga ada yang merupakan skema swasta yang bekerjasama dengan LIPI dan Kemenristekdikti contohnya PT KAR tersebut.
Adapun, dia mengatakan dalam waktu dekat BUMN PT Berdikari juga bakal ditugaskan untuk mengembangkan inovasi serupa dengan skema joint venture dengan negara lain, misalnya Spanyol atau Brazil.
Dengan terus memperpendek rantai pasok, Presiden meyakini dalam periode itu harga daging sapi bahkan bisa lebih rendah dari yang dia perintahkan, yakni dibawah Rp80.000/kg.
"Beberapa negara lain ada yang Rp55.000/kg-Rp60.000.000/kg, ini ada bukti invoice-nya. Sehingga yang saya sampaikan kemarin harga Rp80.000/kg itu bukan tanpa kalkulasi, " jelasnya.
Dia memerintahkan kementerian terkait untuk terus menurunkan harga daging saat ini di kisaran Rp80.000/kg, meskipun harga di pasar masih terpantau tinggi.