Bisnis.com,WASHINGTON - Senat Amerika pada Senin (20/6/2016) menolak empat langkah untuk membatasi penjualan senjata paska pembantaian di Klub malam di Orlando minggu lalu.
Sejumlah Senator masih berharap bisa berkompromi untuk kemudian menjauhkan senjatra api dari kelompok orang-orang yang masuk dalam daftar terorisme kendati usaha tersebut menghadapi perjuangan berat dengan kritik dari pihak yang skeptis akan peluang yang ada.
Minggu lalu, pembantaian di Orlando memicu para anggota parlemen untuk bergerak cepat dan membawa isu ini ke meja Senat. Namun, usaha kontrol senjata ini kalah karena sebagian besar pemilik hak jajak pendapat di Kongres menunjukkan kekuatan politik dalam membela hak mempertahankan diri dengan senjata.
Partai Republik dan sekutunya National Rifle Association (NRA/Asosiasi Senjata Nasional) mengatakan rancangan undang-undang yang diajukan partai Demokrat terlalu ketat dan menginjak-injak hak konstitusional untuk menggunakan senjata. Demokrat menyebutkan dua usulan partai Republik terlalu lemah dan menuduh mereka menjadi budak NRA.
“Apa yang harus kukatakan kepada penduduk Orlando? Dengan berat hati aku harus memberi tahu mereka bahwa NRA menang lagi,” kata Senator Partai Demokrat Bill Nelson dari Florida seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/6/2016).
Sementara itu, Chris Cox, Direktur Eksekutif NRA Institute Untuk Aksi Legislatif menyerang partai Demokrat dan berterima kasih kepada partai Republik karena telah menolak rancangan undang-undang tersebut. “Hari ini penduduk Amerika menyaksikan kejadian memalukan di Amerika,” katanya.