Bisnis.com, PEKANBARU - Bank Indonesia mencatat peredaran uang palsu di Riau selama Januari-Mei 2016 mencapai 680 lembar. Jumlah ini lebih banyak dari jumlah uang palsu yang ditemukan sepanjang tahun 2015.
"Dalam 5 bulan pertama tahun ini, Bank Indonesia telah menemukan 680 lembar uang palsu. Ini lebih banyak dari sepanjang tahun 2015 yang mencapai 606 lembar," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau Ismet Inono.
Bahkan pada 2014 lalu temuan uang tidak asli di daerah itu hanya sebanyak 426 lembar. Ismet mengatakan meningkatnya temuan uang palsu ini disebabkan beberapa faktor.
Pertama karena memang terjadi kenaikan peredaran uang tidak asli di daerah tersebut. Kedua yaitu kesadaran masyarakat untuk melaporkan adanya uang tidak asli kian meningkat, sehingga jumlah temuan uang tidak asli mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Seperti di daerah pinggiran, itu menjadi sasaran empuk pengedaran uang palsu karena lokasinya yang jauh dari kantor bank, dan kami mengupayakan agar kas keliling dari Bank Indonesia bisa melayani masyarakat di pinggiran," katanya.
Ismet menghimbau kepada warga untuk memperhatikan tingkat keaslian uang. Meningat meningkatnya transaksi saat menjelang Lebaran ini seiring dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat.
Bank Indonesia telah membuka penukaran uang Lebaran pada 13 Juni hingga 5 Juli 2016 di Pekanbaru. Selain itu, Bank Indonesia akan menggilir membuka stand penukaran uang di beberapa kabupaten.
Khusus untuk penukaran uang, Bank Indonesia Wilayah Riau menyiapkan uang tunai Rp5,2 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan 2015 lalu dari dana yang disiapkan senilai Rp4,9 triliun dan realisasi penukaran senilai Rp4,3 triliun.