Kabar24.com, SEMARANG--Jumlah uang palsu yang beredar di Jawa Tengah pada awal tahun ini mengalami kenaikan 6% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan kepada pihaknya sampai akhir Mei lalu mencapai 12.197 lembar.
"Memang jumlahnya mengalami kenaikan. Tapi dari sisi rasio dibanding jumlah uang yang beredar, jumlah sangat kecil sekali. Rasio uang palsu sebesar 5 banding satu juta. Kecil sekali," tuturnya saat buka puasa bersama, Selasa (7/6/2016).
Dia mengatakan dari jumlah uang palsu tersebut, sebanyak 6.340 lembar atau sekitar 53%-nya dicetak dalam bentuk Rp50.000. Lalu sebanyak 5.615 lembar atau 44%-nya dalam bentuk uang Rp100.000.
"Pecahan yang paling banyak dipalsukan itu nilai Rp50.000 dan Rp100.000," tambahnya.
Menurut dia, kenaikan jumlah uang palsu yang beredar seiring dengan kenaikan pendapatan, yang berpengaruh langsung kepada peningkatan kebutuhan yang lebih tinggi.
"Akibatnya, jumlah uang yang beredar juga menjadi naik. Kalau uang beredar menjadi lebih tinggi, peluang untuk melakukan pemalsuan juga naik. Tapi dari sisi rasio, sebenarnya kecil sekali," tuturnya.