Bisnis.com, MALANG - Peredaran uang palsu di Malang sampai Mei 2016 dan sekitarnya meningkat tajam bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Bidang Sistem Pembayaran sdan Manajemen Intern Rini Mustikaningsih mengatakan sampai dengan Mei 2016 ditemukan 3.336 lembar uang palsu, sedangkan pada periode yang sama pada tahun lalu ditemukan 2.000 lembar.
“Pecahannya tidak perlu disebut karena uang palsu kan tidak ada nilainya,” ujarnya di Malang, Selasa (7/6/2016).
Uang palsu banyak ditemukan di wilayah Kota Malang, Kab. Malang, dan Kota Batu. Selanjutnya Kab. Pasuruan dan Kota Pasuruan, serta di Kab. Probolinggo dan Kota Probolinggo.
Menurut dia, dari fisik uang palsu, sebenarnya bentuknya tidak terlalu canggih. Contohnya, uang palsu tidak ditemukan nomor serinya. “Kalau uang tidak ada serinya, kan, gampang, berarti dapat dipastikan palsu,” ujarnya.
Dengan ditemukannya lembaran uang palsu dengan jumlah yang banyak, maka setidaknya menunjukkan dua hal, yakni masyarakat mengetahui tentang keaslian rupiah.
Bisa juga terjadi masyarakat tidak mengetahui tentang ciri-ciri keaslian rupiah sehigga uang palsu relatif banyak beredar bila dibandingkan tahun lalu. Kenyataan itu menunjukkan pula bahwa sosialisasi terhadap ciri-ciri keaslian rupiah perlu terus digalakkan.
Masyarakat perlu dipahamkan bahwa untuk mengetahui ciri-ciri keaslian rupiah sebenarnya sederhana, yakni dilihat, diraba, dan diterawang. “Kenyataan itu menunjukkan pula bahwa transaksi non-tunia perlu digalakkan. Begitu juga penggunaan e-money perlu digalakkan,” ujarnya.