Kabar24.com, BEIJING - China mengklaim bahwa 1,3 miliar penduduknya bersatu dalam tekad bahwa mereka tidak akan pernah membiarkan Taiwan memisahkan diri.
China telah berulang kali memperingatkan partai berkuasa Taiwan yang pro-kemerdekaan yakni Democratic Progressive Party akan konsekuensi negatif yang harus dihadapi jika mereka tidak merasa sebagai bagian dari China di bawah kebijakan One China Policy.
Democratic Progressive Party dipimpin oleh Tsai Ing-wen yang saat ini menjabat sebagai Presiden Taiwan setelah menggulingkan partai-partai berkuasa sebelumnya yang diketahui dekat dengan China.
Tsai pada pengukuhannya sebagai presiden Jumat lalu menekankan bahwa prinsip demokrasi akan diaplikasikan dalam hubungan China dan Taiwan.
Dalam pertemuan dengan sejumlah pebisnis di Beijing, pejabat China Zhang Zhijun yang mengepalai Kantor Hubungan China-Taiwan mengatakan segala hal yang bertentangan dengan prinsip One China Policy akan berujung pada meningkatnya ketegangan dan pergolakan dalam hubungan kedua belah pihak.
“Kemerdekaan Taiwan tidak memiliki masa depan dan hal ini tidak bisa menjadi opsi untuk masa depan Taiwan. Ini merupakan kesimpulan berdasarkan sejarah,” kata Zhang seperti dikutip Reuters, (26/5/2016).
Zhang juga mengatakan mengenai adanya tuntutan untuk mempertimbangkan opini publik di Taiwan dan seharusnya sikap dan perasaan penduduk Taiwan bisa dimengerti berdasarkan pengalaman sejarah dan lingkungan sosial mereka.
Namun, Zhang menekankan bahwa penduduk Taiwan juga harus mengerti akan perasaan 1,37 miliar penduduk China.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi pembangkang yang harus direbut kembali dengan cara apa pun termasuk menggunakan kekerasan.