Kabar24.com, JAKARTA--Umat Islam diimbau terus menjaga persatuan dan kesatuan dalam beragama untuk menghindari konflik yang tak sesuai dengan ajaran Kitab Suci Al-Quran.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam penutupan Musabaqah Hafalan Al Quran dan Hadits Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Alu Suúd-Rahimahullah Tingkat Asia dan Pasifik ke-7, di Istana Wakil Presiden, Kamis(21/4/2016).
"Kita tidak ingin perbedaan menjadi konflik dan bermusuhan karena perbedaan itu rahmat. Menghapal Al-Quran sangat penting tetapi lebih penting juga melaksanakan seluruh ketentuan agama,"ujarnya.
Persatuan tak hanya perlu dipraktekkan dalam bernegara demi mendukung pemerintahan, tetapi juga dalam hal beragama. Al Quran, sambungnya, tak pernah memerintahkan umat untuk tercerai berai.
Faktanya, masih terjadi konflik dan ketidakadilan di sejumlah negara Islam akibat munculnya radikalisme dan terorisme. Menurut dia, kekerasan diciptakan oleh negara-negara Islam yang gagal akibat perpecahan di dalam negerinya atau dibenturkan oleh negara-negara besar lain.
"Karena itu radikalisme dan terorisme tidak bisa diselesaikan kecuali satu, kedamaian di negara kita masing-masing,"tegasnya.
Indonesia merupakan negara dengan umat Islam terbesar, yakni mencapai sekitar 210 juta penduduk. Tercatat sebanyak 800.000 masjid dan mushola ada di Indonesia. Artinya, satu masjid menjangkau 250.000 muslim di seluruh wilayah nusantara. Tak hanya itu, ada lebih dari 30.000 pesantren dan madrasah dan 50 universitas dan perguruan tinggi Islam yang tersedia di seluruh wilayah nusantara.
Dari jumlah fasilitas itu, sebanyak 99% dibangun oleh masyarakat sendiri tanpa bantuan pemerintah. Hal ini membuktikan pelaksanaan ajaran Islam yang secara nyata hadir di Negeri Katulistiwa.
Di sisi lain, penduduk yang terdiri dari beragam agama dan budaya melebur jadi satu kesatuan tanpa diiringi oleh konflik yang berarti. Kuncinya, saling menghormati perbedaan yang ada.