Kabar24.com, JAKARTA - Duta Besar Ekuador, salah satu negara di garis khatulistiwa, Rodrigo Riofrio hari ini melakukan kunjungan terakhir sekaligus berpamitan kepada pimpinan DPR.
Selain dikenal sebagai negara di lintasan garis khatulistiwa, Ekuador juga dikenal dengan kura-kura raksasa serta pola migrasi hewan bertempurung serta berkaki empat ini dari Pulau Galapagos.
Setelah bertugas di Indonesia, Rodrigo akan melanjutkan diplomatiknya dengan bertugas di Republik Dominika.
Rodrigo sudah menjadi Duta Besar Ekuador untuk Indonesia selama hampir tiga tahun.
“[Kunjungan] tadi merupakan yang terakhir. Berikutnya saya akan ditugaskan di Republik Dominika,” katanya Kepada Bisnis, Kamis (7/4/2016).
Menurutnya, dalam waktu satu atau dua minggu ke depan akan ada pembicaraan dengan pemerintah Indonesia mengenai penempatan duta besar berikutnya.
Jika hubungan bilateral kedua negara tetap berlangsung baik, maka diperlukan waktu sekitar dua atau tiga bulan agar duta besar yang baru bisa ditempatkan di Indonesia.
Kepindahan Rodrigo ke Republik Dominika berhubungan dengan adanya organisasi negara-negara Amerika Latin di sana.
Kunjungan Rodrigo ke DPR diterima oleh Anggota DPR Komisi I dari Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang juga merupakan Ketua Badan Kerjasama Bilateral Indonesia-Ekuador.
“Beliau merasa sangat terbantu dalam kerja sama bilateral [dengan Indonesia],” kata Nurhayati.
Sebelumnya, Indonesia dan Equador mengikuti pertemuan Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) di Ekuador.
Indonesia dalam pertemuan tersebut menggagas pertemuan perempuan parlemen APPF yang telah direalisasikan di Kanada pada Januari lalu.
Menurut Nurhayati, Rodrigo meminta agar pertemuan serupa bisa dilanjutkan di kemudian hari.
Adapun yang menjadi sorotan pertemuan perempuan APPF ini adalah pemberdayaan perempuan khususnya di bidang politik dan di level pembuatan keputusan (decision making).
Indonesia telah membuka kantor Kedutaan di Quito, Ekuador sejak 11 November 2010.
Meski begitu, hubungan diplomatik kedua negara telah terjalin sejak 29 April 1980.
Sementara itu, pada 2011, nilai perdagangan Indonesia-Ekuador meningkat menjadi US$96.6 juta dari US$44.2 juta pada 2007.