Kabar24.com, JAKARTA - Pernyataan Fahri Hamzah, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang tak populis dan dianggap kontra dengan pemahaman masyarakat dinilai sebagai faktor lain pencopotannya.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Budi Luhur Umaimah Wahid, Senin (4/4/2016), setelah kerap berseberangan dengan pemerintah, PKS sedang berusaha membangun image sesuai paradigma Islam dengan cara berpikir yang lebih berpihak kepada rakyat.
Kebijakan dan pernyataan Fahri dianggap tidak populis dan kontra dengan pemahaman masyarakat, sementara PKS sedang berusaha membangun paradigma Islam dengan cara berpikir yang pro-masyarakat.
“Banyak pernyataannya yang tak populis dan merugikan PKS. PKS jadi cenderung tidak disukai masyarakat. Dia kontraproduktif terhadap branding PKS,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis.
Fahri yang kerap vokal terhadap pemerintah juga berbanding terbalik dengan manuver partai yang mulai mendekat ke pemerintah. Umaimah menilai, pencopotan ini merupakan implikasi mendekatnya PKS kepada pemerintah.
Menurutnya, PKS akan lebih bisa memahami dan mau bekerja sama dengan pemerintah saat ini. Kendati terdapat perbedaan pendapat, partai itu akan lebih terbuka untuk negosiasi.
Mengenai popularitas PKS setelah Fahri Hamzah dipecat, Umaimah berpendapat hal itu tidak akan terlalu berpengaruh. Untuk mampu mengambil hati publik partai tersebut harus menunjukkan pembelaan nyata akan harapan publik.