Kabar24.com, JAKARTA – Beberapa petinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bertemu dengan Presiden Joko Widodo di luar agenda resmi yang dipublikasikan.
Romahurmuziy, Sekjen PPP hasil Muktamar Bandung hanya tersenyum ketika ditanyai mengenai maksud kedatangan pihaknya berkaitan dengan rencana perombakan kabinet.
“Tidak semuanya bisa saya sampaikan disini. Nanti lah, tunggu Muktamar saja kita bahas lagi ya,” katanya, di kompleks Istana Kepresidenan, (1/4/2016).
Dalam pertemuan itu, Romi mengatakan pihaknya membicarakan banyak hal. Pertama, menyampaikan agenda perkembangan islah PPP yang rencananya akan dilakukan pada Jumat, 8 April 2016.
Kedua, pihaknya mengundang Presiden untuk menghadiri, membuka serta memberi amanat pada muktamar kedelapan yang akan datang.
“Dan beliau sudah menyatakan kesanggupannya untuk hadir dan tentu Kami beri apresiasi tinggi karena beliau menyampaikan hal ini adalah bagian dari upaya islah menyeluruh PPP,” ujarnya.
Ketiga, pihaknya menyampaikan urgensi isu perpolitikan nasional, termasuk beberapa poin dalam RUU Pilkada yang bakal dibahas usai DPR menyelesaikan masa resesnya.
keempat, beberapa pemikiran dari PPP terkait ekonomi nasional, termasuk RUU tax amnesty yang didukung penuh untuk segera terselesaikan.
Adapun, kedatangan petinggi PPP tersebut tanpa adanya Djan Faridz selaku Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta. Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, yang diketahui berasal dari PPP, juga menemani rombongan dalam menemui Presiden.