Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia meminta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHC) mempercepat penanganan pengungsi dan pencari suaka yang saat ini berada di wilayah Indonesia.
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, mengatakan Pemerintah Indonesia sangat menghargai peran dan dukungan UNHCR terkait penanganan pengungsi di dalam negeri. Meski demikian, Pemerintah Indonesia dan UNHCR harus mencari solusi komprehensif untuk menyelesaikan persoalan migran ireguler.
“Sebagai negara transit, Indonesia menghargai peran dan dukungan UNHCR terhadap penanganan pengungsi,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Saat ini, Pemerintah Indonesia dan UNHCR masih membahas rencana kerja sama untuk menyelesaikan akar persoalan dari migran ireguler di sebuah kawasan, baik untuk negara yang terkena dampak, dan masyarakat internasional berdasarkan prinsip burden sharing and shared responsibillity.
UNHCR sendiri hingga Februari 2016 mencatat masih ada 13.829 orang migran ireguler di Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 7.560 orang pencari suaka, dan 6.269 orang pengungsi dari 44 negara.
Dari jumlah itu juga diketahui sekitar 1.030 orang pengungsi dan pencari suaka berasal dari Myanmar, termasuk yang tiba di Aceh pada Mei 2015. Saat ini, penampungan pencari suaka dan pengungsi dilakukan di 13 rumah detensi imigran di seluruh wilayah Indonesia.