Kabar24.com, DENPASAR - Sore ini, sebanyak 680 ogoh-ogoh dari seluruh banjar di wilayah Kota Denpasar akan diarak di lokasi desa adat masing-masing.
Kepala Badan Kesbangpol Denpasar Komang Sugiarta mencatat, hanya Desa Adat Renon dan Kelurahan Ubung yang banjarnya tidak membuat ogoh-ogoh karena alasan khusus.
Konsentrasi titik kumpul ogoh-ogoh akan dilakukan di setiap perempatan agung masing-masing desa. Adapun khusus di titik nol kilometer Denpasar, yakni Patung Catur Muka, akan menjadi titik kumpul bagi 14 banjar dari Desa Dauh Puri Kaja.
"Titik perhatian dengan konsentrasi massa besar akan terjadi di Catur Muka," ujarnya, Selasa (8/3/2016).
Sugiarta mengimbau masyarakat mengantisipasi kemacetan yang terjadi, karena ada pengarakan ogoh-ogoh tersebut. Sementara, dari seluruh ogoh-ogoh tersebut, Dinas Kebudayaan Denpasar melakukan penilaian terhadap 129 ogoh-ogoh yang ikut seleksi menyambut Tahun Baru Saka 1938 di Kota Denpasar.
Koordinator Penilai Lomba Wayan Meganada mengatakan, seluruh ogoh-ogoh yang dinilai berdasarkan unsur bahan, komposisi, kreatifitas dan ekspresi.
Peserta harus menggunakan bahan ulat-ulatan ramah lingkungan seperti, bambu, kayu, kertas, guungan, gedeg, rotan atau penyalin dan tanpa sterofoam maupun gabus dan spon.
Pengunaan kawat hanya diizinkan untuk aksesoris pada kamen, saput, selendang dan rambut. Sementara karet sandal hanya dibolehkan pada asesoris gelang, kamen dan badong, terangnya.
Untuk komposisi, kreativitas dan ekspresi, peserta dipersilakan membuat rancang bangun sesuai kemampuan berdasarkan estetika, teknik dengan teknologi modern, penataan warna dan ekspresi bertumpu pada penajaman karakter.