Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Warga, Ini 3 Program Pemkab Banyuwangi

Kendati berkecukupan secara ekonomi, tidak sedikit warga Banyuwangi masih membuang air besar di sungai.
Banyuwangi/www.mappijatim.or.id
Banyuwangi/www.mappijatim.or.id

Bisnis.com, SURABAYA - Kendati berkecukupan secara ekonomi, tidak sedikit warga Banyuwangi masih membuang air besar di sungai. 

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan masalah kebiasaan sering membuat warga malas buang air besar (BAB) di jamban.

"Mereka punya ternak banyak, kebun buah yang cukup bagus, artinya secara ekonomi relatif mencukupi, tapi tetap BAB di sungai karena kalau di jamban justru bagi mereka tidak nyaman," katanya dalam siaran pers, Kamis (3/3/2016).

Pemkab, kata dia, akan terus melakukan inovasi di bidang kesehatan meskipun angka kesakitan akibat lingkungan buruk menurun dari 35% pada 2013 menjadi 18% pada 2015, diare dari 28,2% menjadi 12%, DHF dari 0,25% menjadi 0,1%, influenza dari 10,3% menjadi 8,5%. Namun, angka typoid naik dari 8,7% menjadi 38%.

Inovasi itu berupa gerakan pergunakan jamban sehat, rakyat aman (Pujasera) yang mencakup tiga program. Pertama, kampanye bebas buang air besar di sembarang tempat alias open defecation free (ODF) secara masif yang melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan satgas ODF.

Kedua, gerakan membongkar jamban di sungai, yang dalam aksi ini kader Pujasera menancapkan pengumuman berisikan ajakan menggunakan jamban sehat karena BAB di sungai tidak baik bagi kesehatan.

Ketiga, memberikan pinjaman dengan bunga lunak yang bermitra dengan program lain dari pemerintah yang melibatkan penyedia bahan bangunan. Di dusun setempat juga dibentuk arisan jamban setiap bulan yang diikuti warga kurang mampu. Setelah itu, warga dan kader Pujasera bersama-sama membangunkan jamban untuk warga kurang mampu dengan sebagian material dibantu oleh pemerintah.

Subyek gerakan itu adalah masyarakat desa di wilayah Puskesmas Tampo, di mana sebagian warga di wilayah selatan Banyuwangi itu masih memiliki kebiasaan BAB di sungai.

Kepala Puskesmas Tampo Tatiek Setyaningsih mengatakan pihaknya membentuk komunitas kader Pujasera yang kini mencapai 50 orang. Mereka siap siaga membantu warga untuk mengetahui detail manfaat program Pujasera.

Hasil dari gerakan ini, kata Tatiek, terwujud dua desa ODF. Sebelumnya, hanya ada 1.034 keluarga yang memiliki jamban, kini sudah menjadi 5.025 keluarga atau meningkat 386%. 

"Tahun ini juga empat desa di Puskesmas Tampo bisa ODF semua. Semua keluarga akan memiliki jamban pribadi," sebutnya. 

Gerakan itu masuk ke dalam nominator layanan publik terbaik 2016 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang kini masuk tahap penilaian akhir.

Bupati Anas mewajibkan setiap puskesmas dari 45 unit yang ada di Bumi Blambangan untuk membuat inovasi berdasarkan karakteristik permasalahan yang ada. Jika berhasil, inovasi itu direplikasi ke puskesmas lainnya. Sejumlah inovasi lain di antaranya program Air Limun (Apresiasi Ibu Cerdas Peduli Imunisasi) dan Sakti (Stop Angka Kematian Ibu dan Bayi). 

Hasilnya, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran berhasil dari 9,31 (2012) menjadi 6 (2014), berhasil melampaui target MDGs untuk Banyuwangi yang sebesar 23. Adapun angka kematian Ibu juga menurun drastis dari 142 menjadi 93, berhasil melampaui target MDGs sebesar 102. Adapun data 2015 masih direkap. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper