Bisnis.com, JENEWA - Peningkatan tajam jumlah pendatang di perbatasan utara Yunani mengancam menciptakan bencana kemanusiaan, kata badan PBB untuk pengungsi (UNHCR) pada Selasa (1/3/2016).
Badan tersebut mendesak semua pihak menyediakan tampungan bagi 24.000-an pendatang, yang terdampar di Yunani, termasuk 8.500 di Idomeni, yang berbatasan langsung dengan Makedonia. Pada Senin, di tempat tersebut, ratusan pendatang mendesak ingin menyeberang perbatasan sehingga memaksa kepolisian menembakkan gas air mata.
"Eropa berada di ujung bencana kemanusiaan akibat perbuatan mereka sendiri," kata juru bicara UNHCR Adrian Edwards dalam pertemuan berkala dengan wartawan.
"Keadaan Yunani, yang penuh sesak pengungsi, menyebabkan kelangkaan bahan pangan, tempat penampungan, air, dan kebersihan. Sebagaimana yang kami saksikan kemarin, ketegangan terus meninggi sehingga menyebabkan kekerasan. Keadaan itu menguntungkan pelaku perdagangan manusia," kata Edwards.
Pendatang kini terdampar di Yunani setelah Austria --juga negara lain di sepanjang jalur Balkan-- memberlakukan pengetatan penjagaan di perbatasan untuk membatasi jumlah pendatang, yang ingin melanjutkan perjalanan ke daerah lain Eropa.
UNHCR mendesak semua anggota Uni Eropa untuk menembah kapasitas pendaftaran bagi pencari suaka melalui prosedur nasional masing-masing dan juga melalui skema relokasi Eropa.
"Yunani tidak bisa menangani situasi ini sendirian," kata Edwards.
Meski Uni Eropa berkomitmen merelokasi 66.400 pengungsi yang berada di Yunani, negara-negara anggota blok tersebut sejauh ini baru bisa menyediakan 1.539 tempat dan hanya 325 yang sudah benar-benar ditempatkan, kata Edwards.
Sekitar 131.724 pengungsi telah menyeberangi Laut Tengah pada periode Januari dan Februari. Angka tersebut sudah melampaui jumlah pengungsi pada semester pertama 2015.
Di sisi lain, jumlah pengungsi meninggal saat menyeberangi laut tersebut sudah mencapai 410 pada periode yang sama.
UNHCR: Eropa di Ujung Bencana
Peningkatan tajam jumlah pendatang di perbatasan utara Yunani mengancam menciptakan bencana kemanusiaan, kata badan PBB untuk pengungsi (UNHCR) pada Selasa (1/3/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium