Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Berat China Pindah Termasuk ke Indonesia

Sebagian industri berat China akan berpindah ke wilayah tetangga, di antaranya Indonesia, mengingat negara tersebut kini memiliki tingkat polusi parah, sehingga mencari lokasi di kawasan lain, kata pengamat hubungan internasional China Jona Widhagdo Putri.
Peluncuran China Minsheng Investment di Shanghai (21/8/2014)./Xinhua
Peluncuran China Minsheng Investment di Shanghai (21/8/2014)./Xinhua

Bisnis.com, JAKARTA -  Sebagian industri berat China akan berpindah ke wilayah tetangga, di antaranya Indonesia, mengingat negara tersebut kini memiliki tingkat polusi parah, sehingga mencari lokasi di kawasan lain, kata pengamat hubungan internasional China Jona Widhagdo Putri.

"Tantangan bagi Indonesia adalah menyiapkan tenaga kerja yang mumpuni, siap untuk masuk sebagai tenaga kerja industri, pada saat yang bersamaan pemerintah juga harus merencanakan dengan baik dampak dari urbanisasi dan kemungkinan pertambahan peralihan tenaga kerja dari desa ke kota," kata Jona saat panel diskusi hubungan RI-RRT yang diadakan Perkumpulan Persahabatan Alumni China -Indonesia (PERHATI), di Jakarta, Kamis (25/2/2016).

Dia yang juga dosen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Indonesia, mengatakan langkah tersebut perlu diambil Pemerintah Indonesia agar jangan sampai terjadi ketimpangan antara persediaan agraria dengan persediaan industri, seperti yang pernah terjadi di Tiongkok saat implementasi Rencana Pembangunan Lima Tahun pertama dan kedua.

Pemerintah didukung oleh pengusaha dan masyarakat intelektual, tambahnya, harus menambah perhatian investasi untuk bidang pendidikan, kesehatan dan jaringan pengaman sosial. Selain itu juga menjaga agar proses industrialisasi dan pembangunan infrastruktur dapat berkelanjutan.

Jona mengatakan, banyak hal yang dapat dipelajari dari kebangkitan ekonomi China, namun pemahaman antara kedua negara dan kedua masyarakat masih belum cukup, karena hubungan diplomatik Indonesia-China pernah mengalami pasang surut saat dihentikan  1967 dan dilanjutkan kembali  1990.

"Sekarang saatnya untuk lebih meningkatkan pemahaman dua arah yang mendalam baik dari tingkat pemerintahan, bisnis dan antarmasyarakat, agar kerja sama kedua negara dapat saling menguntungkan kedua belah pihak dan bukan satu pihak saja," katanya.

Jona menyatakan seiring dengan kebijakan Indonesia tentang Poros Maritim dan berbagai Paket Kebijakan Ekonomi yang sudah diusung pemerintah, akan muncul banyak kesempatan usaha bagi pengusaha Indonesia dan investor asing.

Menurutnya, rencana Pembangunan SosialdanEkonomi ke-13 (2016-2020) China akan berfokus pada kata kunci inovasi, keseimbangan, penghijauan,dan keterbukaandan saling berbagi.

Peneliti LIPI Hayati Nufus, mengatakan China juga menganggap posisi Indonesia penting utk menjaga kestabilan wilayah regional, terlihat dari sejarah hubungan kedua negara, saat Beijing beberapa kali memberikan dukungan kepada Indonesia termasuk ketika ada konfrontasi dgn Malaysia di tahun 1962, serta waktu Indonesia sedang menyelesaikan masalah Irian Barat.

"Persepsi masyarakat kita yang kurang terhadap China dapat menjadi hambatan. Perlu disampaikan ke masyarakat tentang kerja sama apa saja yang sudah terjalin, dan saat Tiongkok memiliki kapasitas untuk membantu kita melakukan pembangunan, seperti bidang infrastruktur," katanya.

Deny Tri Basuki, kasubdit Direktorat Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri, mengatakan saat ini RI-China sudah mempunyai tiga mekanisme tingkat tinggi bilateral di bidang polhukam, ekonomi dan masyarakat ke masyarakat yang dalam waktu dekat diharapkan juga akan terbentuk mekanisme bilateral di bidang kemaritiman.

Kemlu, tambahnya, akan terus mengawal hubungan bilateral kedua negara dan diharapkan sinergi antara pemerintah dengan pebisnis, akademisi dan masyarakat dapat terus ditingkatkan agar pemerintah dapat bekerja lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper