Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARI RAYA NYEPI: Siaran TV dan Radio di Bali Setop Tayang Mulai Pukul 06.00 Pagi

Komisi Penyiaran dan Indonesia Daerah Bali menghimbau seluruh lembaga penyiaran atau yang merelay siaran di Pulau Dewata berhenti siaran saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi.
Nusa Dua Signature/itdc.co.id
Nusa Dua Signature/itdc.co.id
Bisnis.com, DENPASAR--‎Komisi Penyiaran dan Indonesia Daerah Bali menghimbau seluruh lembaga penyiaran atau yang merelay siaran di Pulau Dewata berhenti siaran saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi.
 
Aktivitas siaran tersebut diharapkan mulai disetop mulai Rabu (9/3/2016) pukul 06.00 pagi, hingga Kamis (10/2/2016) waktu yang sama.

"‎Kami minta lembaga penyiaran tidak lakukan aktivitas siaran pada saat Nyepi. Kami sampaikan bahwa siaran TV dan radio‎ harus berhenti," jelas Ketua KPID Bali Anak Agung Rai Sahadewa, Kamis (23/2/2016).

KPID menghimbau 107 lembaga siaran TV dan radio di Bali termasuk siaran berlangganan menaati himbaun tersebut. Pasalnya, kesepakatan tidak bersiaran itu dituangkan dalam bentuk nota kesepakatan ‎yang ditandatangani oleh DPR, Pemprov Bali dan KPID.

Bahkan, hasil kesepakatan akan dijadikan penguatan untuk disampaikan KPI Pusat agar mensosialisasikan perihal ini ke seluruh Indonesia.

Ketua Komisi I DPRD Bali Ketut Tama Tenaya menilai bahwa lembaga siaran selama ini sudah menaati himbauan. Namun, justru muncul penghinaan melalui media sosial terkait aktivitas Hari Raya Nyepi.

Tama Tenaya meminta aparat keamanan bertindak lebih tegas apabila‎ masyarakat yang menyinggung krama Bali.

"Selalu dua tahun terakhir, penyiaran sudah bagus tetapi selalu ada ekses. Apakah ketidaktahuan atau kesengajaan di online. Tolong ikut sosialisasikan. Marilah kita saling hormat menghormati," tegasnya.

Dia menghimbau agar masyarakat saling menghargai Hari Raya Nyepi‎. Kepada masyarakat yang tidak berkenan, Tama Tenaya menyarankan sementara waktu ke luar Bali dan kemudian balik ke Bali paska Nyepi.

"Daripada usil nanti ribut semua, padahal harusnya tidak terjadi. Mohon dibantu sosialisinya supaya semua orang tahu.
Kami tidak ingin ada berita miring. Saya harap semua saling menghargai," pintanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper