Bisnis.com, BRASILIA - Peneliti medis nomor 1 di Amerika Serikat dan Brazil bertemu pada Kamis (18/2) menggelar kerjasama untuk mencari vaksin yang bisa melawan virus Zika, dimana virus tersebut sudah menyerang secara cepat sejak tahun lalu di Amerika Selatan.
Menteri Kesehatan Brazil Marcelo Castro menjelaskan selama dua hari peneliti akan saling berbagi informasi dan pendapat untuk mengembangkan metode baru penelitian virus dalam tubuh manusia dan cara membasmi virus yang menyebar dan membuat bayi jadi cacat.
Seperti diketahui, Brazil adalah negara negara pertama virus Zika menyebar. Kejadian ini membuat publik yang hadir dalam Olympic Games di Rio de Janeiro pada Agustus menjadi takut keluar rumah. Pemerintah juga sudah menyarankan kepada ibu hamil agar tetap berada dalam rumah.
Peneliti dari US National Institutes of Health dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bersama dengan ahli dari Food and Drug Administration dan Departemen Kesehatan bertemu dengan rekan-rekan dari lembaga riset biomedis terkemuka di Brasil.
"Kami ingin lebih terarah dan terkoordinasi lewat berbagai upaya penelitian dilakukan di daerah yang berbeda agar vaksin bisa tercipta," kata Paulo Gadelha, Kepala Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat Fiocruz seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (18/2).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Zika menjadi wabah dan dinyatakan sebagai gawat darurat pada 1 Februari 2016.
Sementara itu, peneliti belum menemukan bukti ilmiah yang nyata hubungan antara virus Zika dengan kehamilan.
Castro mengungkapkan sekitar 1,5 juta orang diperkirakan telah terinfeksi oleh Zika di Brasil.
Pemerintah akan mendistribusikan alat tes biologi molekuler 500.000 pada tahun ini untuk mendiagnosis Zika di 27 lab yang berlokasi di sekitar Brasil.
"Margaret Chan Direktur Jenderal WHO akan mengunjungi Brasil pada minggu depan untuk bertemu para pejabat kesehatan di Brasilia dan mengunjungi ibu dengan bayi menderita penyebab microcephaly di timur laut kota Recife, di pusat epidemi di Brazil," kata Castro.