Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PESAWAT TNI JATUH: Pilot Ivy Dimakamkan di Samping Kopilot Dwi Cahyadi

Mayor Penerbang Ivy Safatillah yang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih Super Tucano di Malang, dimakamkan tepat di samping makam Kapten Penerbang Dwi Cahyadi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara.
Pesawat Super Tucano EMB-314 dari Skuadron Udara 021, Malang/Antara
Pesawat Super Tucano EMB-314 dari Skuadron Udara 021, Malang/Antara

Kabar24.com, YOGYAKARTA - Mayor Penerbang Ivy Safatillah yang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih Super Tucano di Malang, dimakamkan tepat di samping makam Kapten Penerbang Dwi Cahyadi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara.

Kapten Penerbang Dwi Cahyadi adalah kopilot pesawat tempur Golden Eagle T50 yang mengalami kecelakaan saat "aerobatic show" di Yogyakarta, Desember 2015.

"Kami mengenal Mayor Penerbang Ivy sebagai salah satu putra terbaik yang dimiliki TNI AU. Beliau memiliki dedikasi yang tinggi dan tidak kenal lelah saat bertugas. Beliau gugur saat menjalankan tugas sehingga kami semua merasa kehilangan," kata Komandan Lanud Adi Sutjipto Marsekal Pertama Imran Baidirus usai memimpin upacara pemakaman di TMP Kusumanegara, Yogyakarta, Kamis (11/2/2016).

Ivy yang lahir di Tuban 9 April 1979 meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat latih Super Tucano kemarin sekitar pukul 10.15 WIB di Malang. Pesawat menimpa rumah penduduk.

Ivy meninggalkan seorang istri yang sedang mengandung delapan bulan dan dua anak laki-laki, Dafa Firasandi Zain (9) dan Aqsha Irfan Maulana (7).

Prosesi pemakaman dilakukan secara militer yang dihadiri keluarga almarhum yang datang langsung dari Tuban, Jawa Timur, dan rekan almarhum di TNI Angkatan Udara.

Sementara itu, ayah Ivy Safatillah, Fahruz Faisol, mengatakan, anaknya termasuk anak yang dikenal oleh hampir semua anggota keluarga karena selalu bersikap ramah dan komunikatif.

"Ia adalah anak yang pintar. Selama bersekolah, selalu menjadi bintang kelas. Belum pernah nilainya buruk," kata Faisol, mengenang anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Ivy yang jabatan terakhirnya Kasaflat Wing 2 Lanud Abdul Rahman Saleh adalah satu-satunya anak Faisol yang menjadi tentara, sedangkan dua saudaranya yang lain memilih wirausaha.

Faisol bertemu secara langsung dengan Ivy pertengahan Januari saat pulang ke Tuban, Jawa Timur. Namun, sehari sebelum kecelakaan, Ivy menelepon ibunya dan berbicara cukup lama untuk menanyakan keadaan semua anggota keluarga.

"Cita-citanya adalah ingin membanggakan orang tuanya. Ia ingin menjadi bintang untuk keluarganya," kata Faisol.

Faisol mengucapkan terima kasih kepada TNI AU dan seluruh pihak terkait yang telah membantu keluarganya usai kecelakaan dengan membawa pulang anaknya dan kemudian memakamkannya dengan layak.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper