Bisnis.com, PALEMBANG - Bank Indonesia melaporkan temuan uang palsu mencapai 2.048 lembar sepanjang tahun 2015 di Sumatra Selatan.
Jumlah tersebut, menurut catatan Bank Indonesia, naik dibandingkan temuan uang palsu (upal) pada tahun sebelumnya yang mencapai 1.450 lembar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, peningkatan jumlah temuan tersebut bukanlah mencerminkan jumlah uang palsu yang beredar di masyarakat.
Hal tersebut justru menunjukan adanya peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait ciri-ciri keaslian rupiah.
“Ini adalah jumlah yang dilaporkan oleh masyarakat dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Jadi tidak mencerminkan jumlah uang palsu yang beredar di Sumsel lebih banyak atau tidak,”katanya baru-baru ini.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan jumlah lembar uang yang diedarkan, persentase uang palsu yang ditemukan tidak signifikan.
Mengacu pada data nasional, maka hanya ditemukan 18 lembar upal dari setiap 1 juta lembar uang yang diedarkan.
“Sekitar 87% dari temuan uang palsu yang ditemukan tersebut dalam bentuk nominal besar Rp100.000 – Rp 50.000,” jelasnya.
Khusus di Sumsel, perbandinganya 2.048 lembar upal ditemukan dari 238.170.399 lembar uang yang dikeluarkan oleh BI Sumsel sepanjang tahun lalu, atau hanya 0,00086%.
Temuan uang palsu hampir merata ditemukan di semua wilayah kabupaten/kota. Hanya saja secara kuantitasnya mungkin sedikit lebih banyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dan Ogan Ilir.