Kabar24.com, CIANJUR - Akibat merebaknya kasus demam berdarah, Unit Transfusi Darah di Palang Merah Indonesia Kota Cianjur mendapat banyak permintaan darah.
Kondisi itu membuat stok darah di UTD PMI Cianjur terus menyusut karena tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup.
Kabag Pelayanan UTD PMI Cianjur, Anisa Pujianti, Jumat (5/2/2016), mengatakan, saat ini permintaan darah dalam sehari sebanyak 42 kantong darah dan enam kantong trombosit, sedangkan stok yang ada saat ini hanya cukup untuk sepekan ke depan.
Pihaknya mencatat darah yang tersedia di UTD PMI Cianjur saat ini, darah golongan A sebanyak 13 labu, golongan B sebanyak 85 labu, golongan O sebanyak 122 labu dan golongan AB sebanyak 34 labu.
"Paling banyak permintaan golongan O, jumlah yang ada tidak akan sampai seminggu, dalam hitungan hari sudah habis," katanya.
Dia menuturkan, stok darah menipis baru terjadi tahun ini, sebelumnya stok darah selalu tersedia meski kasus DBD sedang tinggi.
"Kebutuhan darah di Cianjur per bulan rata-rata 1.200 kantong dan kita selalu sediakan sampai 1.500 kantong. Tapi sekarang persediaan terus berkurang karena pasokan terbatas," katanya.
Bahkan saat ini, tambah dia, untuk golongan darah A, stok yang ada hanya cukup untuk dua hari ke depan.
Pasokan dari pendonor tidak seimbang, sehingga pihaknya terpaksa mendatangkan dari luar daerah.
Melonjaknya permintaan darah ini memang imbas dari kasus DBD yang saat ini sedang mewabah.
"Tren ini terjadi sejak awal tahun, kalau dalam kondisi normal, permintaannya paling 10-15 kantong sehari, itupun fluktuatif," katanya.